Gangguan Masalah Pencernaan Pada Anak Itu berbeda Lho Dengan Alergi Susu


Hai teman-teman. Apa kabarnya nih? Sepakat dong kalau kita sebagai orangtua, terkadang kita was-was  dengan kondisi si kecil. Misalnya si kecil tiba-tiba suka kembung, buang gas, sakit perut, mual/muntah , BAB tidak lancar, atau rewel tanpa sebab. Belum lagi gejala ini muncul saat anak kita juga berbarengan mengkonsumsi susu sapi. 

Ehh tapi ternyata semua gejala yang muncul diatas belum tentu anak kita mengalami alergi susu sapi lho? nah loe. Terus kenapa dong? ternyata gejala yang saya sebutkan di atas timbul karena anak-anak memiliki gangguan saluran pencernaan yang bisa berakibat jangka panjang lho. 

Lalu apa efeknya jika anak mengalami gangguan pencernaan? Terus apa hubungannya dengan alergi dan bagaimana mengetahui anak kita memiliki alergi pada susu sapi? 

Simak terus yuk, rangkuman ilmu yang saya dapat saat saya menghadiri obrolan seru bersama Enfagrow di Tanamera Cuissine Jakarta pada hari Sabtu 17 Juni 2017. Dengan mengangkat tema "Tidak Semua Masalah Pencernaan Berkaitan Dengan Alergi" Enfaclub yang digawangi oleh susu Enfagrow menghadirkan 3 narasumber nih. 

Narasumber pertama yang hadir adalah DR. Dr. Ariani Dewi Widodo, Sp A(K) yang merupakan dokter klinik tumbuh kembang anak. Dokter cantik yang pernah menjadi dokter umum UI di tahun 2009 ini berbicara mengenai gangguan saluran pencernaan pada anak dan alergi susu sapi yang sering dikait-kaitkan dengan gangguan tersebut. 

Seperti yang kita tahu sebagian bayi mengalami masalah pencernaan pada usia dini. Sekitar 50 % bayi mengalami ketidaknyamanan selama setahun pertama. Sehingga hal ini membawa resiko gangguan mental di kemudian hari seperti agresi, hiperaktif, cemas, gangguan tidur, migren dan alergi.

Nah, jika anak sudah memiliki gejala-gejala yang sering disalah artikan sebagai "alergi susu sapi" maka sebagai orangtua kita perlu memahami apa sih yang menjadi alasan masalah pencernaan sering disalah artikan dengan alergi? 

Ternyata jawabannya adalah karena adanya gejala alergi timbul pada 3 bagian berikut seperti : Kulit 50-70%, Saluran cerna 50-60%, Pernafasan 20-30 %. Hal ini wajar sih mengingat saluran pencernaan anak belum matang dan akan terus berkembang sesuai dengan usia anak. 

Lalu? hal apa sajakah yang bisa kita lakukan di rumah untuk membantu anak mengalami Colic In Babies. Mandi air hangat, kompress air hangat, pijat menggunakan baby oil, latihan mendorong lutut dan melatih bersendawa. 

Yuhuu, sebagai orangtua, pastinya harus tetap belajar dan belajar ya. Apalagi kalau belajar tentang tumbuh kembang anak, pasti tidak akan ada habisnya. Belum lagi jika berkaitan dengan kekhawatiran atas alergi pada anak. Lalu? jika anak kita memiliki gejala-gejala yang mirip dengan alergi pada anak. Bagaimana nih mengetahui dengan pasti? jawabannya diuraikan oleh narasumber kedua di acara sore hari ini. 

Ada Bapak M. Nuh Nasution selaku team ahli Mead Johnson mengajak saya dan teman-teman yang hadir untuk mengikuti arahan beliau dengan mengajak tes alergi pada anak. Dengan suasana hangat dan akrab kami pun diajak untuk mengikuti simulasi test alergi pada anak dengan gadget masing-masing. 

Pertama, saya dan teman-teman yang semuanya adalah mahmud dan pahmud diajak berselancar di www.enfaclub.com/tesalergi-sususapi.com untuk menguji dan menganalisa apakah anak kita memiliki alergi terhadap susu sapi. 

Di dalam situs tersebut, saya pun diminta menjawab setiap kuisioner yang masuk supaya di akhir nanti muncul jawaban bagaimanakah kondisi si kecil. 

Tidak sulit kog mengikuti alurnya. Kita hanya diminta memilih jawaban yang sesuai dengan kondisi si kecil. Iseng karena penasaran, saya pun mengikutinya. Ada kuisioner yang harus saya isi sesuai dengan data dan kondisi terkini adek Jo. Langkah demi langkah pun saya ikuti, dan jumlah point nya adalah 5 yang berarti bahwa adek Jo bebas dari alergi susu sapi yeayyyy. 



Yess, setelah belajar dan mengetahui bagaimana perkembangan gangguan saluran pencernaan pada anak yang sering diartikan sebagai alergi susu sapi. Saatnya kita ikutin sesi ilmu yang terkait dengan SEO. Dimana ada bapak Parjono Sudiono selaku Head Of Digital Zenith Optimedia and Performics Indonesia. Beliau menjelaskan kepada saya dan teman-teman tentang bagaimana cara memaksimalkan SEO (Search Engine Optimization).

Pasti teman-teman akrab dong ya dengan yang namanya SEO yaitu Optimalisasi yang bisa kita lakukan sehingga dapat menampilkan website kita dalam peringkat teratas pencarian organic (bukan iklan). Apa sih point dari pilar SEO itu? ini nih penjelasan bapak Parjono. 

Index (memberikan informasi yang tepat kepada pencari), Content (membuat konsumen mendapatkan konten yang menarik dan relevan) , Authority (Menjadi blog yang terpercaya) dan Experience (engament dan interaksi yang tinggi).



Nah, berikut ini adalah tips bagaimana cara mudah untuk meningkatkan SEO pada blog kita. 
  1. Lakukanlah indeks dari sekarang juga
  2. Buatlah peta dan situs dengan sederhanan
  3. Cobalah mengerti bagaimana karakter pembaca kita dan fokuskanlah kata kunci yang relevan dan memiliki volume pencarian yang tinggi
  4. Update konten blog secara berkala dan konsisten
  5. Buatlah artikel yang shareable , menarik, bermanfaat dan original
  6. Tingkatkan interaksi pembaca dengan speed yang cepat, muah diakses oleh HP
  7. Hindari animasi yang memberatkan website
  8. Selalu monitor bounce rate dan peringkat blog pada mesin pencari
Well, lengkap sudah ilmu hari ini. Yang banyak memberikan saya pencerahan tentang gangguan pencernaan yang ternyata bukanlah berkaitan dengan alergi pada anak. Yukk ahh kita sayangi si kecil dengan belajar menjadi orangtua yang baik dan selalu menjaga kesehatan dengan sebaik mungkin. Dan jika anak kita memiliki gejala-gejala diatas. Bukan berarti si kecil mengalami alergi pada susu sapi ya.