Banyak Kisah, di Balik Aidijuma Hijab Day Indonesia



Assalamualaikum semua 😊

Di postingan kali ini, saya mau cerita dan ngobrolin seputar H I J A B.  Seneng deh, kalau sudah ngomongin hijab dan busananya itu. Mengingat saya punya koleksi hijab warna-warni yang menggantung di gantungannya di belakang pintu kamar hehe. Semoga next bisa bikin postingan tentang gaya berbusana ala Febri ya (Halah, Ga penting Feb 😝) siapa tahu bisa bermanfaat buat kalian yang lagi mampir xixi.

Cerita tentang hijab ini saya angkat karena terinspirasi oleh Aidijuma World X Hijab Day yang berlangsung di Beboop Kafe Jakarta 19 Februari 2017. Dimana saya terpilih sebagai hijaber blogger dari komunitas Blogger Crony sebagai komunitas blogger yang ditunjuk untuk meramaikan acara ini. Perasaan senang..sudah pasti dong ya, karena saya beruntung bisa hadir di acara besar ini. 


Oia Sebelum ngomongin tentang keseruan acara itu, boleh dong kalau saya share sedikit tentang kisah saya dan hijab yang telah menempel di kepala selama 16 tahun lalu ini (Wkwkw udah lama juga ternyata).

TENTANG KISAH SAYA DAN HIJAB 
Yah sekedar mengabadikan sedikit masa lalu lah, masa di mana saya terpaksa memakai hijab karena bersekolah di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Denanyar Jombang yang kemudian satu semester berikutnya balik lagi ke kota kelahiran dan bersekolah di Madrasah Aliyah Negri (MAN) 3 Malang. Sekolah yang ngehits, karena menjadi madrasah percontohan di Jawa timur.

Prinsip orangtua saya saat itu adalah, ke 5 anaknya harus bisa bersekolah di sekolah negeri entah itu tingkat SD, SMP, SMA atau Perguruan Tinggi. Jadi sebisa mungkin harus berupaya untuk tidak bersekolah di sekolah swasta. Mungkin alasannya dilihat dari segi biaya juga kali ya karena anaknya 5 😁jadi agak berat kalau sekolah di swasta. Dan lebih nyaman bersekolah di negeri saja katanya. 

Well persyaratan dan prinsip itu, yang membulatkan orangtua saya untuk menyekolahkan saya sampai ke kota kecil Jombang, nitip sebentar sama kakaknya Ibu (Budhe) untuk bersekolah di MAN Denanyar Jombang. Hal ini dikarenakan di Malang pada tahun 1999 (tahun kelulusan SMP saya) nilai kelulusannya tergolong tinggi, sehingga nilai saya kurang 0,3 saja untuk bisa bersekolah di SMA negeri favorit saya saat itu hiks hiks 😢. 

Akhirnya setelah bersekolah di kota Jombang yang jaraknya dengan rumah Malang sekitar 3 jam, dan harus bolak balik menelpon ataupun pulang ke Malang membuat saya tidak betah, termasuk karena harus berjauhan dengan ke dua orangtua tersayang. 

Meskipun saat itu saya masih bisa tetep happy sama teman-teman yang sekelas semuanya wanita (ada sekolah putri dan ada sekolah putra, dipisah ya guys karena sekolah kami adalah sekolah yang berdiri di tengah-tengah pondoh pesantren yang santri dan satriwatinya berasal dari seluruh pelosok Indonesia).

Sedih 😞 sudah pasti dong ya, mengingat saya masih belum terbiasa berpisah dari orangtua dan sama sekali tidak pernah berfikir memakai hijab untuk kesehariannya. Terlebih di 17 tahun yang lalu, hijab belum semarak seperti sekarang, hanya beberapa saja yang bisa dihitung jari mengenakannya. Belum lagi untuk pergi bersekolah dengan memakai hijab, pasti bergejolak batin saya. 

Jelas, hal ini tidak memungkiri ada rasa terpaksa ketika saya memakai hijab seperti sekarang.  Karena sebagai seorang remaja putri di jamannya (#eh) saya juga kepengen dong ya, jalan ngemall sama teman-teman sekolah sambil pakai jepit rambut atau bando warna - warni. Dan tentunya bergaya kekinian seperti remaja yang lain.


Akhirnya hanya jam sekolah saja, saya memakai hijab sisanya pakai celana pendek sedengkul aja ketika naik motor sama kakak sepupu yang juga sepantaran mengelilingi kota Jombang dan main-main ke sana sini (duh duh kalau ingat jaman jahiliyah dulu😖). 

Akhirnya "kebiasaan  buruk" di kota Jombang itu terbawa sampai saya pindah di sekolah MAN 3 Malang. Dan suatu hari, ibu saya tahu akan hal ini, dimarahilah saya dan diingatkan dengan baik-baik perihal pentingnya hijab bagi seorang muslimah. Ada perasaan kecewa beliau yang saya lihat saat itu.

Satu hal yang saya ingat dari pesan ibu adalah "Dengan berhijab itu, selain buat kamu tambah ayu juga adanya perlindungan buat tingkah laku (alias rem) untuk diri kamu mbak supaya tetep ingat bahwa ada Allah yang selalu melihat gerak gerikmu (sapaan ibu ketika memanggil saya). Terus....kamu akan jarang digoda mengingat kamu berhijab dan berbeda dari temanmu yang lain" Seru ibu pada suatu sore dengan menatap mata saya, seolah berharap anak perempuan pertamanya ini  bisa istiqomah memakai hijab meskipun di luar jam sekolah. (Saat itu masih jarang ya siswi berhijab).


Ibu menjadi seseorang yang selalu sabar mengingatkan saya untuk terus berhijab mengikuti beliau yang sudah lebih dulu berhijab ketika harus mengajar (ibu saya guru) atau ketika keluar rumah termasuk keluar ke teras rumah hehe). Awalnya saya susah mematuhinya, maklum jaman SMA itu memang bener-bener saatnya meng eksis kan diri 😆. 

Nah dikarenakan di sekolah saya sudah menerapkan  program belajarnya fullday school dari pukul 07.00 WIB - 15.00 WIB (Ba'da sholat jamaah ashar) maka selama waktu itulah dikali x 7 hari saya masih terpaksa memakai hijab, mengingat ketentuan.

Dan saat janjian hangout sama teman ngemall banyakan ga pakai hijabnya, namun suatu saat ada perasaan malu juga ketika lagi jalan bertemu dengan teman satu sekolah yang beda kelas sambil ditanya "Febri ya? kog, jilbabnya dilepas" ups disitu saya merasa diperingatkan secara tidak langsung. 


Alhasil kemanapun saya pergi akhirnya pakai terus dong, awalnya karena khawatir dan malu dilihat teman-teman yang lain saja. Meskipun terkadang untuk keluar rumah, misal ke warung atau pergi ke rumah teman yang masih satu wilayah ga pakai hijab juga xixi.

Begitu terus keadaannya.....namun, dengan berjalannya waktu setelah lulus sekolah MAN hingga saya dinyatakan lulus kemudian resmi menjadi mahasiswi Fakultas Hukum di PTN favorit Malang, ada hal yang membuat saya merasa aneh dengan tidak memakai hijab ketika di rumah. Suatu saat sepulang kuliah dan menginjak semester VII tepatnya akhir pertengahan tahun 2005 saya memantapkan diri untuk berhijab sepenuhnya, meskipun itu hanya keluar ke depan pagar ataupun menyapu halaman.


Perasaan saya saat itu lebih tenang, apalagi jika saya bertemu dengan lawan jenis yang bukan muhrim. Dengan berhijab membuat saya yakin bahwa bisa mendekat pada Allah dengan berusaha mentaati perintahNya. Oia hijab I'm In Love membuat saya bertemu dengan jodoh yang sekarang menjadi teman hidup dan sudah masuk usia 11 tahun 😀. 


Karena jodoh saya pun datang hanya berselang tidak sampai 3 bulan setelah memutuskan untuk total berhijab, meskipun saat itu saya belum lulus kuliah. Yess setelah saya bertaubat dan menghijabkan diri sepenuhnya demi RidhoNya, Allah telah mengirimkan sosok Imam sebagai "hadiah" bagi perjalanan hijab saya tanpa yang namanya proses pacaran. 

Hanya bertemu sekali selama 2 jam di ruang tamu rumah ortu Malang dan 2 bulan berikutnya kami dipertemukan di masjid untuk akad nikah. Saya sendiri merasa amazing dengan jalan Allah yang ternyata tanpa diduga sudah tertata apik karena total berniat dalam berhijab. 

Mungkin kisah hijab saya itu, hanya merupakan sedikit kisah dari bagian proses berhijab seseorang muslimah. Karena saya yakin, pasti diantara kita memiliki kisah yang berbeda-beda dalam pengalaman berhijabnya. Hal ini tidak hanya terjadi pada wanita dewasa saja lho, karena banyak juga kisah remaja putri sekarang yang juga memiliki proses dalam berhijabnya. Yang pastinya kita temui juga dalam hidup sehari-hari.



TENTANG KISAH VITA DAN HIJAB 
Berikut, adalah ini adalah salah satu contoh kisah seorang remaja yang juga berproses dalam setiap kehidupannya, termasuk dalam berhijab. Yang bisa saya gambarkan dalam uraian singkat ini :


Nah, saya yakin kog, gambar diatas adalah salah satu dari sekian banyak kisah tentang perempuan dan hijabnya. Sepakat juga dong ya, bahwa masih banyak di luar sana Vita-Vita lain yang juga galau dalam proses berhijabnya. Nah saatnya mereka kita support yuk. Kita bantu mereka dengan terus mengisnpirasi dan mengajaknya secara halus dan perlahan dengan melihat diri kita sebagai contoh pribadi muslimah yang berakhlak dan ber inner beauty.


SEMAKIN DEKAT DENGAN AIDIJUMA HIJAB DAY
Setiap orang pasti memiliki proses berhijab yang mungkin meninggalkan kenangan dan pelajaran tersendiri. Baik untuk saya ataupun Vita remaja yang sempat galau xixi. Sedangkan proses berhijab bagi saya sendiri, membuat saya selalu antusias untuk hadir di acara yang berkaitan dengan fashion muslimah termasuk jika itu berbicara tentang hijab. Nah.. makanya ketika ada Aidijuma X World Hijab Day untuk Indonesia, yang diselenggarakan oleh Think Fashion sebagai Event Organizer (EO) nya kami merasa menjadi hijaber yang beruntung bisa diundang di acara ini. 

Apalagi Think Fashion ini digawangi oleh penggiat dunia fashion seorang wanita enerjik yang aktif dan isnpiratif Franka Soeria, yang selalu berusaha memperkenalkan busana muslimah Indonesia di kancah internasional, khususnya Turkey. Sudah pasti dong saya dan teman-teman tidak akan melewatkan begitu saja event tahunan yang spesial ini.

Karena disini, kami akan menjadi bagian dari gerakan yang menduniakan muslimah dengan hijabnya. Juga sekaligus merupakan gerakan untuk Charity and empowerment bagi muslimah dunia. Wow banget kan 😍 Suatu gerakan yang diprakarsai sekaligus disponsori oleh Aidijuma Scraft yang berasal dari negara Malaysia. Dan berikut hal menarik yang menjadi catatan saya dari Aidijuma X World Hijab Day.



Ternyata yang antusias datang di acara ini tidak hanya kami para peserta lho, tetapi juga para selebgram remaja yang juga berpartisipasi di acara siang itu. Tiga narasumber ini menginspirasi dan berbagi kisah di balik hijab yang digunakannya. Siapa saja mereka, bagaimana kisahnya? yuk mari 😊 



Well selesai sudah menyimak 3 selebgram muda yang kesemuanya kece itu. Dan di acara ini selain mereka berbagi tentang kisah hijabnya juga ada sesi yang lainnya lho seperti  :


Sudah kelar acaranya kakak, dan bersiap untuk pulang, jangan lupa foto bersama ya sebagai bukti bahwa saya pernah ada disini menjadi saksi keseruan Aidijuma X World Hijab Day Indonesia. 

Sekarang jadi makin cinta deh saya dengan hijab, dan acara ini benar -benar membawa kesan tersendiri bagi saya. Apalagi untuk Datuk Datin Nourjuma yang memiliki ide dan juga gagasan untuk berbagi dengan muslimah di 5 negara, duh.. duh.. udah cantik makin cantik aja deh karena Inner beauty nya bener-bener keluar.  Terimakasih Datin dengan gerakan Aidijuma Hijab Day nya, yang sangat menginspirasi bagi saya dan tentunya buat teman-teman yang lain juga.

Oia, kecintaan saya dengan hijab juga banyak terbantu oleh tutorial di channel youtube lho, yang telah membuat saya bisa berkreasi dalam memakai hijab untuk bepergian xixi. Bahkan suami support banget dan mengatakan "Bunda kalau gitu jadi kelihatan lebih muda dari umurnya lho" 😘😘Kiss Kiss mas bojo. 

Kalau dia udah berkata-kata makin semangatlah saya berhijab dengan berbagai macam variasinya xixi. Apalagi perkembangan hijab dan fashion busana muslim di tanah air, yang makin berkembang dalam waktu ke waktu. Membuat muslimah merasa tambah spesial aja (ehem).



Berhijab itu membuat wanita tampil modis dan fashionable, iya nggak? Iya in aja deh, please😅Tak ayal banyak artis yang juga menjadi barometer perempuan Indonesia😍 dalam berhijab. Berlomba-lomba mereka menggeluti bisnis baju muslimah yang juga ikut mensyiarkan salah satu perintah wajib dalam agama islam.

Dan Aidijuma scraft adalah salah satunya yang tetap berkomitmen dan menjaga prinsipnya untuk membantu dan mensupport muslimah di dunia untuk tetap berhijab dalam kondisi apapun dan bagaimanapun, bahkan daerah berkonflik seperti Syiria sekalipun. Keren kan 😍 semoga saya juga bisa terus berpartisipasi dengan cara saya sendiri tentunya dalam mengajak muslimah lainnya untuk juga mantap berhijab. 

Berikut video yang saya buat dari kumpulan foto di acara tahunan yang keren ini, semoga bisa terus menginspirasi ya ladies 😊 selamat cantik dengan berhijab. Terimakasih juga untuk Blogger Crony atas kesempatan kerennya ini.


Oia beruntung lho, saya bisa mendapatkan 1 dari 100 hijab Aidijuma yang diberikan untuk hijabers Indonesia pendukung acara ini. Bahannya dingin, ukurannya tidak terlalu lebar dan tidak terlalu kecil, tidak transparant, model dan juga warnanya yang elegant sehingga pas untuk padu padan kita dalam berbusana dengan memakai warna apapun.

Yuk ah, buat kalian yang juga galau soal hijab, sekarang singkirkan ya. Kita niatkan lurus dan ikhlas untuk mentaati perintah dalam mencapai ridho Allah SWT yang sudah sangat sayang sama kehidupan kita. Karena berhijab juga insyaalah akan membawa banyak manfaat lho baik di dunia, maupun kelak di akherat. Jadi tidak ada alasan untuk menunda ya girls 😉 Dan jangan lupa juga untuk menshare kisah hijab kalian pada blog. 

Wassalammualaikum Wr. Wb



Sumber Gambar :
1. Vita sebagai model           IG vinaanggara
2. Nisa Aqila (Closeup)         IG Nisa Aqila
3. Shirin (Close Up)             IG Shirin
4. Darin (close up)               IG Darin
5. Manfaat Hijab                  Hijabographic.com
6. Kolase artis berhijab        Google gambar











Komentar

Mporatne mengatakan…
doakan aku, segera. aamiin
Leha Barqa mengatakan…
Aku do'a kan ye mpok aamiiin
Leha Barqa mengatakan…
Aku do'a kan ye mpok aamiiin
Leyla Hana mengatakan…
Memakai hijab harus konsisten ya, mbak Febri. Jangan buka tutup. Semoga kita selalu Istiqomah.
Kanianingsih mengatakan…
Semoga kita bisa istiqomah berhijab ya mba...
Anonim mengatakan…
Aamiin sama-sama ingetin untuk istiqomah berhijab yaaa :)
dunia kecil indi mengatakan…
Seru sekali cerita perjalanan hijabnya. Kalau masih muda memang kadang begitu, ada temanku yang kalau jalan-jalan tetap pakai celana pendek, hahaha. Tapi sekarang sudah berubah, kok :)
Melinda Niswantari mengatakan…
Semua orang punya jalan cerita hijab masing-masing ya, ada yang sederhana seperti saya ada juga yang mengahru biru *eeeh.. smoga makin bnyak kawula muda yang berhijab dan istiqomah...Aamiin...
Febrianty mengatakan…
Aamiin YRA, semoga makin cantik mpo setelah berhijab ya
Febrianty mengatakan…
Aamiin YRA, kita doakan bareng ya mbak xixi
Febrianty mengatakan…
Aamiin YRA, iya mbak istiqomah itu yang penting
Febrianty mengatakan…
Aamiin iya mbak semoga ya xixi
Febrianty mengatakan…
Iya xixi, istiqomah berhijab itu bikin tenang luar dalam kog ya kan
Febrianty mengatakan…
Hahaha, makasih kak sudah mamapir. Tetep semngat ya dengan artikel menariknya
Febrianty mengatakan…
owh mengharu biru? xixixixi aamiin makin mantap dan yakin berhijab itu suatu keharusan sepertinya ya
CatatanRia mengatakan…
aku masih kayak palang pintu kereta api nih, buka tutup :D dirumah suka dibuka kalau keluar rumah baru make. Mudah2an bisa menutup sepenuhnya :D
Btw ayu-ayu mba febri foto pake hijabnya
Febrianty mengatakan…
Aamiin, semoga bisa istiqomah ya mbak xixi. wkwk makasih itu emng pas suka selfie aja
Nita Lana Faera mengatakan…
Moga kita makin produktif dan banyak duit tanpa harus lepas hijab :D
Fika Anaira mengatakan…
cantik banget mba :D
Febrianty mengatakan…
Aamiin Ya Robbal Alamin
Febrianty mengatakan…
Xixi makasih mbak Fika yang suka travelling ^_^
Nurul Sufitri mengatakan…
Keren dan lengkap banget reportasenya mbak Febry ☺ iyaaa salam kenal kembali yach.
Lia Lathifa mengatakan…
komplit tulisannya.. alhamdulillah skrg hijab makin diterima ya mbak, sama saya dulu yg berhijab penuh perjuangan dari godaan2 apalagi buat foto ijazah.. semoga mjd istiqomah buat wanita muslimah lainnya
Febrianty mengatakan…
Xixi pas lagi banyak yang harus ditulis soalnya. Senang bertemu mb Nurul meski lewat tulisan ya
Febrianty mengatakan…
oia bener tuh mbak, foto ijazah tuh suka bikin nyesek emang. Tapi dulu saya tetep aja pakai hijab meski di modifikasi supaya tetep terlihat rapi. Aamiin semoga semakin meluas dan makin diterima di masyarakat ya mbak