LIMA PULUH LIMA JUTA DARI BALIK KAMAR GURU QUR'AN


Sebenarnya aku g ingin kepo dengan tumpukan bendelan uang yang dijadikan status FB oleh guru les anakku. Hanya saja, percakapan di grup panitia santunan komplek ku yg membutuhkan pecahan uang receh untuk anak yatim membuatku bertanya padanya siapa tahu ada sebagian uang lembaran barunya yg bisa ditukar. 

Aku berfikir "ahhh mana mungkin hanya seorang guru les memiliki uang sebanyak itu!" yg setelah aku hitung berjumlah 55 juta. "Sebanyak itu?" Iya karena ada 4 ikatan 100.000, 5 ikat 20 ribu, 3 ikat 10 ribu, 4 ikat 5 ribu dan ada pula ikatan 2000 an yg berasal dari Bank Indonesia.

"Ahh paling itu uang buat THR guru guru tempatnya bekerja!" Masih penasaran aku pun bertanya, secara guru les anakku sudah mendapatkan jabatan tinggi sebagai koordinator guru Ummi di SDIT tempatnya mengajar.

Ternyata dugaanku keliru, karena THR para teman guru di sekolahnya sudah dibagikan sesaat setelah dia pulang dari rumahku untuk membantu 2 anak lelaki mengerjakan tugas PJJ sekolahnya selama ini. 

Mulai bulu halus di tanganku berdiri, saat aku tahu bahwa gaji 5 juta nya habis dalam sebulan utk dikirim pada ortu dan kuliah adeknya. Keputusan mengajar les 5 rumah pun diambilnya. Ternyata gaji dariku yang tak seberapa ia gunakan untuk membayar kontrakan sederhana yg dihuninya sendiri, sementara bayaran dari 4 murid lainnya ia gunakan untuk kebutuhan hidupnya sehari hari. 

"Tapiii aku masih belum bisa percaya, bagaimana seorang guru Qur'an bisa mengumpulkan uang sebanyak itu". Dia pun menjawab diplomatis "karena dengan Qur'an Allah akan memuliakan kehidupan seseorang yg sering dipandang sebelah mata" 

Disinilah aku tahu, bahwa buah jatuh tidak akan jatuh dari pohonnya. Saat dia terbiasa melihat kedua ortunya hanya hidup dengan 200 ribu perbulan karena uangnya telah banyak dikeluarkan untuk keluarga dan orang lain. Buktinya Allah pun mencukupi dan memenuhi kebutuhan sehari-hari keduanya, karena banyak doa yg mengalir utk orang yg rajin bersedekah.

Perasaanku pun semakin campur aduk saat dia membagikan gambar puluhan bingkisan tas jinjing besar yang sudah disiapkan rapi untuk tetangga, yatim dan dhuafa. Bentuknya pun juga berbeda dengan yg diberikan pada keluarga besarnya. 

Bergetar hatiku membaca chat nya satu persatu, terlihat betapa dia begitu mencintai dan berbakti pada kedua orangtuanya. Kiriman demi kiriman ia sampaikan setiap bulan maupun setiap tahunnya untuk dibagikan lagi kepada yg berhak. 

Meleleh hatiku, saat dia mengirimkan capture mbanking saldo bank nya yg hanya tersisa 40 ribuan dan langsung terisi otomatis oleh transferan masuk dari orang lain.

"Itulah keajaiban sedekah, jangan takut untuk bersedekah karena dengan bersedekah Allah akan memberikan kekayaan yg sesungguhnya" chatting kami pun terhenti saat bayi 4 bulan ku menangis.

Sembari memandikan bayi, akupun masih ingat isi pesannya "Kalau prinsip saya cuma 1, menabung di bank saja berbunga apalagi menabung pada sang maha kaya, maka akan semakin berkah dan berbunga yang lebih banyak" 


Pagi ini aku belajar MAKNA BERBAGi dari seorang guru Qur'an yang tak pernah dandan dan selalu sederhana dalam berbusana. Aku belajar pula bagaimana harus menghormati orangtua dan hidup tanpa harus menggenggam dunia. 

Barulah aku tahu, mengapa sampai saat ini Allah belum juga mempertemukan jodoh untuknya hingga usia 27 tahun ini. Karena aku yakin mutiara tidak akan disatukan dalam wadah dengan perhiasan imitasi yg gampang membuat infeksi dan alergi. 


Dalam hatiku pantas saja kakakku yg hanya seorang perwira TNI AD, tidak pernah kekurangan bahkan jenjang kariernya semakin meningkat cepat lewat prestasinya karena rupiah yg dikirim istrinya utk orangtuaku. Bahkan motivator Ippho Santosa, Raffi Ahmad atau Inul Daratista pun bergelimang harta karena mereka sangat memuliakan orangtuanya dan bersedekah tiada henti. 

Ahhhhhh jadi rindu nasihat Ibuku sembari bercengkerama dalam pelukan erat di atas kasur empuk besarnya. Atau sekedar ingin makan masakan ibu mertuaku yg sabar, tak pernah banyak meminta dan telah rela memberikan anak lelakinya utk kehidupanku. 

Terimakasih untuk pelajaran dari 55 juta pagi ini
643 kata yg ditulis dalam linangan air mata di hari ke 23 Ramadhan 1441 H

Komentar

www.grandysofia.com mengatakan…
Masya Allah,jadi tersentuh banget apalagi di masa pandemi kayak gini, dianjurkan buat banyakin sedekah ya mba
Febrianty mengatakan…
Iya bener Dys, diriku pun merasa malu dibuatnyam sedekah di jaman pandemi begini emang harus
Helenamantra mengatakan…
Ya Allah, quotesnya bener banget. Nabung di bank aja dapat bunga apalagi nabung akherat.
Febrianty mengatakan…
Iyo bener, makjleb ya
uci mengatakan…
tulisan ini mengingatkan aku kembali kak, kalau kita tidak boleh lupa tuk selalu bersedekah, untuk menabung di akhirat nnti
duniamasak mengatakan…
perbanyak memberi maka rejeki juga akan dilancarkan.. amin