Pengalaman Pertama Kali Datang Ke Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta (Review)

 Review Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta (tulisanfebri291)

Awal Perkenalan Dengan Terminal 3 Bandara 

Siang itu tiba-tiba notifikasi WA berbunyi dari teman pengusaha travel yang ada di Malang. Mereka memberi tahu kedatangannya sepulang dari ibadah umroh. Tanpa di komando, saya pun langsung menawarkan diri untuk menjemput pasutri ini di bandara. 

Semua akomodasi mereka yang tanggung, saya hanya bantu mencari dan menyiapkan meskipun semua serba dadakan karena istri teman SMA saya ini memberi tahu bahwa besok mereka akan tiba di tanah air. Secara mereka masih butuh keliling-keliling dulu mencari sesuatu di Mall. Baru kemudian lanjut ke hotel daerah Cawang mendekati penerbangan keesokan harinya ke Malang dari bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta Timur.  

Wokey, akhirnya hari yang dinantipun tiba. Keesokan harinya tepat tanggal 28 Februari 2023, saya pun bergegas menyelesaikan segala urusan "domestik" di pagi hari. Tepat pukul 14.155 sesuai kesepakatan, driver sewaan ini pun tiba di depan rumah. Segera saya dan Devina masuk ke dalamnya, karena perempuan yang sekaligus menjadi klien saya dalam project handling akun instagram travelnya ini  sudah memberi tahu bahwa pesawat sudah take off dan sedang menunggu bagasi.

Setelah ngedrop si adek ke nenek asuh yang saya pekerjakan harian, cuss kami langsung melaju ke Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta. Kebetulan rumah saya sangat strategis, dekat dengan banyak tempat umum, salah satunya bandara internasional Soekarno Hatta yang hanya berjarak 7.2 km saja.

Perjalanan ini kami tempuh sekitar 15 menitan saja, lewat tol baru yang bertarif sekitar Rp Rp 14.000 dan Rp 8.000 an.  Tol ke arah bandara relatif sepi ya, jadi pak sopir bisa lumayan  sedikit ngebut. Buat teman-teman kalau bingung naik apa ke Terminal 3 Bandara Soetta, kalian bisa naik kereta api bandara dari stasiun Manggarai, Duri atau Batuceper Tangerang dan dilanjutkan naik skytrain yang datang per 5 menit sekali. Atau bisa juga naik bus Damri dari Serpong Tangsel atau Terminal Kalideres dan Stasiun Gambir. 

SEKILAS INFO TENTANG TERMINAL 3 BANDARA SOEKARNO HATTA (Soetta)

Buat kalian yang bertanya. Apa sih perbedaan terminal 1, 2 dan 3 ? Hemm ini dia jawabannya. Karena ikut penasaran, saya pun mencari tahu dan berikut jawabannya. Jadi :

  • Terminal 1 ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu 1A,1B dan 1C. Ketiga pembagian itu dipakai untuk kebutuhan penerbangan  maskapai lokal kecuali perusahaan plat merah Garuda Indonesia. 
  • Terminal 2 dibagi menjadi 3 bagian juga yaitu 2D, 2E dan 2F. Ketiga pembagian ini dipakai untuk penerbangan Internasional dan semua maskapai asing yang dikelola oleh PT Jasa Angkasa Semesta. Untuk terminal 2E dan 2F sendiri dipergunakan untuk maskpai lokal yang melayani penerbangan international. 
  • Terminal 3 sendiri dipakai untuk melayani kebutuhan maskapai Garuda Indonesia dan Citylink baik penerbangan domestik atau internasional. Begitu juga dengan kebutuhan maskapai internasional dengan berbiaya rendah dikelompokkan pada penerbangan di terminal 3. 
Terminal 3 sendiri merupakan bandara dengan konsep bangunan modern kontemporer yang berbeda dari 2 terminal terdahulu. Diresmikan sejak 15 November 2011, Terminal 3 menjadi terminal terbesar dan termegah di area bandara Soetta, dilengkapi dengan 600 titik CCTV. 

PENGALAMAN BERADA DI TERMINAL 3 KEDATANGAN BANDARA SOEKARNO HATTA(REVIEW)

Nah, sudah kenalan dengan Terminal 3 Bandara Soetta. Cuss kita masuk ke dalamnya, kira-kira ada apa saja dan bagaimana suasananya? Simak terus ya cerita saya pertama kali datang ke Terminal 3 bandara Soetta yang dulu disebut bandara Cengkareng Jakarta (Padahal lokasinya berada di kota saya-Tangerang huhu) ini. 

Saat pertama kali masuk, suasana antrian kendaraan sudah berasa di Terminal 3 ini. Volume kendaraan yang meningkat membuat antrian cukup panjang. Setelah berhasil masuk ke parkiran dengan portal otomatis tanpa penjaga ini, saya dan pak sopir  pun masih harus berjuang untuk mencari lahan parkir yang sangat padat. 

Muter dan muter tambah naik lagi, akhirnya mobil putih itu mendarat di lantai 3 parkiran di bagian ujung huft. Secepat kilat kaki ini melangkah ke lift yang dijaga oleh seorang petugas khusus lift (keren dah, mempekerjakan orang hanya untuk melayani kebingungan masyarakat seperti saya yang baru pertama kali menginjakkan kaki ke tempat luas ini).

Di depan lift kita bisa melihat, papan besar berwarna putih dengan ingkai silver berisi  tulisan Perkantoran Gedung Parkir Internasional yang ada di lantai 3 dan lantai 4. Dilengkapi juga petunjuk lift menuju pintu maskapai kedatangan, lengkap banget segala maskapai tertera disitu. 

Yuk, naik lift bersama rombongan keluarga lainnya yang juga ikut masuk ke dalamnya. Begitu keluar lift, kita akan dikejutkan oleh desain cantik elegant bangunan yang terawat ini. Di sisi kanan lift, kita akan mendapati taman dengan tulisan besar i💗T3 cgk dengan hiasan pilar dan pesawat roket di antaranya. Spot ini menjadi jujukan dari pengunjung untuk berfoto. Di belakangnya terdapat barisan pensil raksasa berwarna warni sebagai hiasan, semakin menambah keindahan taman hijau ini. 

Saya??? hemm pengen juga sebenernya karena emang tempatnya instagramable banget, tapi apalah daya antrian foto banyak dan khawatir teman saya menunggu lama karena pesawat mereka sudah landing pukul 14.00 WIB. Empat puluh lima menit yang lalu sebelum saya tiba. Alhasil langkah kaki pun saya percepat supaya tidak terlambat. 

SUASANA

Saat saya datang, suasana terminal 3 ini rame, Bukan rame lagi tapi emang super rame. Bahkan terlihat padat. Banyak pengunjung wanita, laki-laki dari orang dewasa hingga anak-anak terlihat mengisi bangunan mewah ini. Tampak dari mereka sebagian besar menjemput rekan atau saudaranya yang tiba dari ibadah umroh di tanah suci Mekkah. Terlihat juga persiapan menyambut kedatangan keluarganya yang tiba setelah menjadi TKW di negara lain. 

Para pengunjung duduk di samping kiri dan kanan memenuhi bangku yang terbuat dari semen dan berornamen kayu dan batu hiasan ini. Ada papan petunjuk besar berwarna hitam dengan akses biru tosca tertempel pada tengah pilar bertuliskan meeting point dilengkapi tempat sampah stainless steel di bawahnya.

Rata-rata pengunjung yang datang sudah tidak memakai masker dan ini diperbolehkan lho di area bandara. Hampir 70 persen tidak ada yang memakai masker, semoga jadi pertanda baik pulih dan bangkitnya bangsa ini atas  wabah covid 19 yang sempat menjadi momok selama 2 tahun lalu. 

Review Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta

Sepertinya bangunan ini memang didesain menarik dengan aksen warna hitam, putih juga abu-abu. Di tiap pilar terdapat lukisan digital yang bertujuan untuk menambah keindahannya. Lanjut masuk ke dalamnya, kita akan melihat bangunan ini memiliki atap yang sangat tinggi. Mungkin ini yang menjadi penyebab gedung ini tidak terasa gerah atau pengap sama sekali. Yess sirkulasi udara dan cahaya yang bagus, menambah point plus bangunan ini. 

Sebelum kaki melangkah lebih jauh, kita akan dipertemukan dengan sejumlah kios kartu selluler Indonesia yang menjual kartu dan juga pulsa dengan nomor aktif Indonesia. Hal ini sangat membantu wisatawan asing yang membutuhkan internet untuk berkomunikasi. Ada beberapa brand yang saya kenal dan sebaliknya ada yang saya tidak paham dengan merk kartunya (mungkin dari negara asal wisatawan). 

Ada pula kios modern money changer yang siap melayani para wisatawan dengan menukarkan mata uang asli negara mereka ke rupiah yang menjadi mata uang Indonesia sah. Hemm bener banget sih, kalau ga ditukarkan pastinya bule-bule ini tidak dapat jajan cilok atau siomay ya haha. 

Masuk lebih dalam, kita akan disuguhkan barisan kursi di sebelah kiri yang siap dimanfaatkan pengunjung untuk melepas lelah sembari menunggu saudara dan keluarga yang datang. Di sisi kanan arah saya masuk, terdapat jajaran tenant yang menyewa di tempat ramai ini. Berbagai jenis toko berbaris di sisi kanan sesuai jenisnya. Ada Family mart, toko kue dan juga minuman kopi. 

Nah, disinilah saya menunggu. Ada pintu keluar yang bertuliskan west lobby  saat pertama kali masuk. Masing-masing pengunjung dari kami harus berdiri dan berbaris rapi di sepanjang garis pembatas berwarna biru. Pengunjung tidak boleh melewati garis, namun beberapa ada yang mencoba menerobos dengan cara melangkah atau membungkukkan badannya demi melewati si biru itu. 

Di seberang tempat saya berdiri, terlihat beberapa pengunjung membawa kertas yang diprint nama tamu asing mereka. Ada pula yang membawa papan bertuliskan nama hotem-hotel mewah dan berbintang di Jakarta. Setiap tamu asing yang lewat, kertasnya diangkat tinggi-tinggi seraya menyebut nama tamu dan negara asal mereka. "Capek?" jelas dong, menunggu dengan cemas dan juga berdiri dengan tatapan mata yang harus fokus tentunya bukanlah hal yang mudah gaess. Salut untuk bapak-bapak selaku driver atau petugas hotel dalam berjuang mencari nafkah untuk keluarga ini.

Saya saja yang hanya berdiri membawa diri dan tas ransel sembari sesekali memeriksa notifikasi dari Hp berharap segera bertemu dua sejoli ini . Apalagi mereka para pegawai travel, kantor atau hotel yang diamanahkan menjemput tamu mereka dengan kondisi padat pengunjung dan belum dikenal sebelumnya sambil membawa papan atau kertas yang harus diangkat tinggi-tinggi saat ada wajah asing melintas.

Tak hanya sampai disitu, saya pun ikut terharu dan belajar banyak hal seputar kehidupan dari "pemandangan" sore  ini. Ada seorang ibu yang dijemput anak dan suaminya dalam linangan air mata rasa syukur atas pertemuan mereka kembali. Ada orang yang menjemput rekan bisnisnya dengan penuh harap keberhasilan. Ada pula yang menjemput teman atau saudaranya yang baru travelling dengan penuh wajah kegembiraan.

Belum selesai sampai di situ, ada pula yang masih ketar ketir menunggu teman sesama TKW nya tersangkut di Imigrasi karena sesuatu hal yang mereka sampaikan dengan bahasa Sunda (orang Jawa mode nyimak). Selain itu ada pula kegembiraan wajah keluarga yang menyambut ayah atau ibunya baru selesai pulang umroh. 

Bermacam-macam tujuan para pengunjung datang jauh-jauh meluangkan waktu, biaya dan juga tenaga ke Terminal 3 Bandara Soetta ini. Termasuk saya yang berasa "plesir" melihat keramaian pengunjung baik yang berada di pintu keluar tempat saya berdiri, ataupun orang-orang yang menuju eskalator dan juga lift yang telah disiapkan. 

Semoga pelayanan bandara kepada pengunjung tetap dapat kami rasakan dengan baik ya. Sehingga seluruh fasilitas yang disiapkan tetap dapat dinikmati dengan baik. Bangunan yang bersih, luas dan megah juga terawat saya rasakan selaku  pengunjung. Mungkin ini disebut berkah umroh yang saya dapatkan dari keberangkatan teman saya bersama istrinya menjadi tamu Allah. Saya bisa melihat bangunan yang menjadi tempat umum di Tangerang ini. 

Akhirnya penantian saya pun membuahkan hasil, setelah drama perkoperan teman saya berakhir. Ternyata sejam saya menunggu disebabkan karena salah satu kopernya masih belum juga mendarat di baggage claim area.  Well, akhirnya satu persatu pengunjung mulai meninggalkan lobby barat ini, menuju area parkir temasuk saya dan 2 tamu yang berasal dari kota Malang. Alhamdulilah berhasil mendarat dengan selamat dari beribadah umroh. 


***

Artikel ke-17 setoran minggu kesatu bulan Maret 2023 WAG Blogger Indonesia Traveller Batch 2