Perlunya Asuransi Indonesia Menjadi Sahabat Bagi Para Nasabahnya




Hai teman-teman semua 😃 semoga senantiasa sehat ya, karena kesehatan itu mahal harganya dan wajib dijaga sebagai bentuk bersyukur kita kepadaNya. Makanya setuju banget tuh ada kata bijak yang mengungkapkan bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati. Karena biasanya banyak yang tersadar bahwa mereka berupaya menyembuhkan setelah terkena penyakit tertentu. 

Makanya penting banget tuh menurut saya punya asuransi, seperti yang kita tahu kan bahwa banyak masyarakat yang memiliki uang setumpuk, tapi mereka lupa membeli asuransi kesehatan sehingga ketika terserang penyakit yang berat, harta bendanya habis untuk berobat sana sini. 

Apalagi dengan gaya hidup masyarakat sekarang yang cenderung instan dan serba praktis hehe. Pastinya akan mengakibatkan berbagai macam penyakit yang tidak bisa dianggap sebelah mata pastinya. 

Sumber Gambar : laboratoriumglobal.com
Berbicara tentang asuransi memang akan menimbulkan 2 pandangan yang berbeda. Ada yang pro dan ada yang kontra. Pro karena merasa terbantu dan kontra karena merasa terbebani dan belum yakin dengan konsep kehalalannya. Dan setiap orang berhak untuk menentukan pilihan masing-masing dong pastinya. 

Dan kalau saya sih IYES berada pada posisi kaum yang setuju banget sama yang namanya asuransi. Makanya dibela-belain sampai adu pendapat 3 tahun lalu demi suami kesayangan mau membeli premi asuransi jiwa mengingat dia sebagai kepala keluarga sekaligus pencari nafkah tunggal dalam keluarga ahahaha. 

PENGALAMAN BURUK BERASURANSI



So, dengan si doi sudah berbaik hati menuruti permintaan istrinya yang bawel pakai tanda kutip ini saya pun girang dalam hati 😆. Bukan apa-apa hal ini dikarenakan awal memiliki Gavino (dengan panggilan kesayangannya mas Gav) anak pertama kami. Kamipun sempat dikecewakan oleh salah satu brand asuransi, yang membuat saya dan suami akhirnya sempat adu mulut karena suami kecewa dengan brand asuransi pilihan saya. 

Hal ini dipicu oleh brand yang menjadi pilihan saya sendiri itu tiba-tiba memalsukan tanda tangan saya di dalam polis. Setelah saya hitung ada sekitar 20an tanda tangan saya yang dipalsukan oleh agent nya, dengan alasan karena saya masih berada di luar kota (mudik ke kotat Malang) dan si mbak nya itu butuh cepet tanda tangan saya untuk segera menerbitkan polis, alhasil tanpa konfirm terlebih dahulu dan meminta ijin sebelumnya kepada saya selaku pemegang polis dengan seenaknya mengirimkan polish yang sudah jadi ke alamat rumah kontrakan saya waktu itu.

So niat saya membeli polis dengan tujuan awal untuk menyiapkan pendidikan mas Gav di masa yang akan datang, sekaligus mengcover kesehatannya  ini langsung sirna. Senang begitu saya menerima buku Polis berwarna biru dongker ini dan langsung sedih ketika membuka lembaran demi lembaran di bagian akhir yang menampilkan "tanda tangan KW" itu. 

Di situlah saya hitung ada sekitar 20an tanda tangan saya yang semuanya palsu, hanya 3 seingat saya yang asli. Lalu dengan kesal saya mendatangi langsung meja kerja si agent yang nebeng di salah satu bank milik pemerintah ini. Ehhh bukannya meminta maaf malah dia bilang "kami butuh cepat tanda tangan ibu, sementara ibu sedang berada di luar kota. Kami khawatir terjadi resiko dan polis belum jadi sehingga nanti malah merugikan ibu sendiri jika terjadi apa-apa mengingat dana preminya sudah masuk ke kami."  Sayangnya, buku polis itu saya kembalikan dan foto copyan nya pun saya buang sehingga tidak bisa menunjukkan kisah ini kepada teman-teman.

Singkat cerita berdebat lah saya disitu, dan langsung memutuskan untuk menutup alias membatalkan pembelian premi asuransi pada brand ini. Sehingga dana saya tidak dikembalikan dan hangus begitu saja (konsekuensi yang harus saya terima hikshiks). Padahal saat itu di tahun 2009 mas Gav masih bayi, saya ingin menyisihkan gaji atau pendapatan suami yang waktu itu masih staf PNS di pemkot Tangerang sebesar Rp 500.000 untuk jangka waktu 18 tahun. Karena dana itu ingin saya gunakan untuk menyiapkan dana masuk ke mas Gav ke perguruan tinggi sesuai pilihannya kelak. 

Tapi mimpi tinggal mimpi, akhirnya kenangan pahit berasuransi itulah yang kini membuat saya dan suami lebih berhati-hati di kemudian hari. Supaya kerugian secara moril ataupun materiil tidak terulang kembali. Memang saat itu saya akui terlalu terburu-buru dalam memutuskan menjadi nasabah asuransi yang berperingkat juara terbaik ke 3 versi majalah INVESTOR tahun 2016 ini. Karena saya pun tidak kenal dengan si agent dan niat datang ke bank memang untuk menjadi nasabah asuransi ini demi si kecil. Sehingga hanya berselang hitungan hari si mbak pun bergegas datang ke rumah untuk meminta data dan blablabla.

PERLUNYA MENJADI NASABAH ASURANSI



Well itu sebagian cerita pilu saya dalam berasuransi. Namun karena sekali lagi menurut saya asuransi itu penting dan wajib dimiliki, so tidak ada salahnya menutup lembaran lama dan membuka lembaran baru *asyik 😆. Oke akhirnya setelah saya memohon mohon dengan jurus rayu sana sini, akhirnya suami pun menurut (horee menang wkwkwkwk). 

Secara hanya dia yang menjadi tulang punggung untuk kami ber4 melangsungkan hidup, so sedia payung sebelum hujan tidak akan ada salahnya kan guys . Akhirnya pilihan pun jatuh pada asuransi lain yang ramah pada nasabahnya. Asuransi sejuta umat yang agent nya pun adalah teman kantor suami xixi yang pastinya tidak akan mengecewakan temannya sendiri dong. 

Kenapa sih membeli premi asuransi bagi saya itu penting, meskipun kesehatan suami sudah dicover oleh ASKES sebagai seorang PNS (kini berubah menjadi BPJS). Ini nih alasannya :
  1. Membuat hati dan pikiran tenang 
  2. Adanya keamanan secara finansial
  3. Dapat digunakan untuk membayar tagihan dan beban lain saat si pemegang polis mengalami hal buruk yang tidak kita inginkan
  4. Dapat menjadi warisan
  5. Melindungi keluarga dan orang yang kita cintai 
MEMILIH ASURANSI YANG TEPAT 
Nah, karena kita butuh asuransi. So sebaiknya mulai sekarang teman-teman juga harus menyisihkan dana dalam membeli asuransi dong pastinya. Sebaiknya cari referensi terlebih dahulu dari mbah google ataupun teman dan saudara dekat kita yang sudah memiliki polis asuransi sebelumnya. Karena pengalaman adalah guru terbaik itu memang benar adanya ya temans, apalagi asuransi tidak bisa kita beli dalam hitungan hari atau bulan saja, melainkan tahunan yang tidak sebentar. 

So, pilih yang sudah memiliki kualitas dan terpercaya dengan kompeten dan prestasi di bidang kerjanya. Saat ini banyak kan info di internet yang bisa memantapkan diri kita dalam memilih suatu brand asuransi yang akan menemani hari-hari kita. Sehingga dengan memilih yang terbaik dan sesuai dengan visi misi kita akan memudahkan kita dalam bekerjasama untuk menyiapkan rencana keuangan di masa yang akan datang. 

Karena dengan menjadikan nasabahnya sebagai sahabat, akan mempermudah segala hal yang terkait dengan proses berasuransi itu sendiri. Selain itu memberikan ketenangan dan kenyamanan dong pastinya bagi kedua belah pihak, untuk bekerjasama dan saling jujur dalam porsi masing-masing. 

HARAPAN TERHADAP ASURANSI INDONESIA 

Sebagai masyarakat awam, saya pun masih punya mimpi yang besar terhadap dunia asuransi supaya menjadi lebih baik dan dapat dimiliki setiap keluarga Indonesia. Bahkan saya pun pernah merasa "tertampar" saat mengetahui langsung dari mantan walimurid saat saya menjadi guru sekolah PAUD sederhana yang nebeng di posyandu RW. 

Jadi ibu wali murid itu, secara tidak sengaja bercerita pada saya. Beliau mengatakan bahwa suaminya yang hanya karyawan sebuah bengkel aksesoris mobil pun selalu menyisihkan dana Rp 2.000.000 juta setiap bulan, untuk membeli 4 polis bagi diri dan istrinya juga bagi pendidikan kedua anaknya kelak. Duh Duh... malu lah saya dalam hati pastinya huhuhu. Secara ibu wali murid itu belum memiliki rumah tinggal sendiri dan hanya menempati rumah bos nya secara gratis, tapi sudah memiliki rencana sebaik mungkin untuk masa depan anaknya. 

Makanya saya selalu senang jika ngobrolin seputar asuransi, dan berharapnya sih asuransi kita makin hari makin diminati dan dicintai oleh masyarakat yang sudah banyak melek akan asuransi. Apalagi dunia asuransi makin kesini semakin berkembang ya dengan banyak jenisnya. Seperti adanya asuransi :
  1. Jiwa
  2. Kesehatan
  3. Kendaraan
  4. Kepemilikan rumah dan property
  5. Bisnis
  6. Perjalanan /travelling
  7. Umum dll
Yang pastinya butuh perhatian tersendiri, untuk berkembang dan menjadi harapan bagi para nasabahnya. So saya sih pengennya asuransi itu menjadi serba digital, sehingga memudahkan dalam segala macam prosesnya mulai dari awal memilih asuransinya hingga proses klaimnya yang tidak menyusahkan nasabah. Selain itu dengan serba digital tidak merugikan nasabah jika polisnya hilang, terselip ataupun tidak terbawa saat melakukan pengklaiman meski berbeda kota dan jarak. 


Selain itu, saya juga berharap asuransi kita bisa menjadi gampang dan cepat tanpa berbelit - belit dalam prosesnya. Pelayanan yang baik juga ramah pastinya dari para agent yang sudah terpercaya, terlatih profesional dan berkualitas. Asuransi yang mampu menempatkan kepercayaan para nasabah dengan amanah dan dapat membantu di kemudian hari. 

Oia satu lagi, asuransi yang pastinya dapat memberikan edukasi secara gamblang dan jelas atas hak dan kewajiban untuk para nasabah di awal proses kerjasama terbentuk. Sehingga kasus kerugian versi nasabah atas dana klaim yang marak diberitakan karena dana asuransinya yang gagal cair pun dapat dihilangkan. 

Dan menutup sesi sharing saya kali ini, saya ingin menyemangati teman-teman supaya tetap merencanakan keuangan dengan bantuan perusahaan yang terpercaya dan sesuai panggilan nurani. Terakhir, selamat berasuransi teman-teman, jadilah nasabah yang cerdas dan bijaksana ya 😊 sampai ketemu lagi ya di tulisanfebri selanjutnya. Dan saya akan berusaha mewujudkan mimpi dulu untuk memiliki polis asuransi untuk kami berempat 😅.




















Komentar

Nita Lana Faera mengatakan…
Wedeh serem juga yak brand asuransinya kok berani2nya palsukan ttd orang lain. Iya mesti baca2 banget track record-nya si brand, biar nggak menghadapi masalah lagi.
Nurul Sufitri mengatakan…
Zaman dulu tuh asuransi masih konvensional ya. Agent datang ke rumah dll. Sekarang ternyata sudah ada yg digital, aku baru tau loh. Aku punya asuransi kesehatan dan pendidikan sih sementara ini. Memang kita mesti sedia payung sebelum hujan ya, Febri. Yang penting jelas apa aja hak dan kewajiban kita dan nyaman ikutan sursansinya. Nice info :)
Febrianty mengatakan…
Nah, iya bener mbak. jelas hak dan kewajibannya itu yang penting buat kita supaya tidak ada miss komunikasi ya diantara kita hehe