BUKU UNTUK INDONESIA : GERAKAN BCA YANG LAYAK KITA DUKUNG


Hai hai pasti bingung deh kalau baca judulnya, iyalah makanya harus baca isinya juga sampai tuntas hehe. Secara lagi ngebahas tentang buku nih. Hayooo ngaku, kapan terakhir kali namatin buku untuk dibaca ? Penting ga sih baca buku itu ? bagaimana sih menumbuhkan munat baca? bagaimana cara memiliki minat baca buku sedari kecil ? Perlukah adanya gerakan berbagi buku untuk Indonesia ? Bagaimana kondisi anak - anak daerah terpencil belajar dengan buku yang terbatas ? 

Duh duh pasti diantara kita akan ada yang bertanya-tanya seperti itu kan. Terkadang jujur, saya pun penasaran dengan nasib tumpukan buku di perpustakaan, atau toko buku yang belum terjamah pembacanya karena minat baca yang kurang di tengah perkotaan yang sudah menomorsatukan gadget ketimbang harus menamatkan sebuah buku.


Tapi keadaan malah menjadi sebaliknya ketika melihat suatu berita baik di TV atau internet. Disitu diberitakan bahwa banyak pinggiran daerah terpencil Indonesia , anak-anak usia SD dengan mengenakan seragam kebanggaannya merah putihnya menyebrangi sungai yang berarus deras dengan menggunakan seutas tali tambang. 

Bahkan ada juga di tempat lain anak sekolah tidak menyeberangi jembatan melainkan langsung berjalan saja, di arus sungai yang meskipun dangkal tapi berarus deras demi mereka bisa bersekolah dan membaca buku yang cuma ada di perpustakaan mini sekolahnya. 



Hal itu mereka lakukan demi mereka bisa bertemu dengan guru yang menjadi gudang ilmu, bertemu juga dengan sebuah buku bersampul ilmu pengetahuan alam, ataupun buku dongeng  untuk anak yang tersedia dalam jumlah yang sangat sedikit dan tidak berimbang jumlahnya dengan keseluruhan siswanya. Terpaksa mereka harus mengantri satu persatu untuk menamatkan buku yang mereka senangi. Sedih ya kalau sudah begini 😔 hikshiks.


Belum lagi masih ditambah dengan adanya kondisi yang menyatakan bahwa Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke 60 dari 61 negara soal minat membaca, berdasarkan studi "Most Literate Nation In World" yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univercity tahun 2016.



MEMBACA DARI GENERASI KE GENERASI

Keadaan diatas adalah sebagian kecil alasan yang mendorong bank BCA mengangkat tema "Membaca dari Generasi ke Generasi" yang bertempat di lantai 22 kafe BCA V menara BCA tanggal 15 maret 2017. Selain banyak faktor yang juga jadi pendorongnya. 

Dan saya sendiri sebagai bagian dari masyarakat yang diundang di acara ini langsung mengiyakan tanpa berpikir panjang, mengingat akan banyak hal menarik tentang literasi yang erat kaitannya dengan buku yang dibahas dalam pertemuan singkat itu oleh para pakar di dunia buku dan pendidikan pastinya. 



Dan, ketika hari H pun tiba, dengan semangat saya memasuki menara BCA dan bergegas menuju lantai 22 dengan meninggalkan identitas diri pada petugas CS untuk ditukar dengan kartu Visitor. Tiba di lokasi acara seperti biasa, saya melakukan registrasi terlebih dahulu. 

Dan ketika dipersilahkan masuk ruangan, sudah terdengar suara alunan musik yang dimainkan dengan asyik oleh sekelompok anak muda yang terlihat menikmati aktivitasnya. Kehadiran mereka menghibur saya dan rekan -rekan undangan yang lainnya dong pastinya.


Sambil menunggu narasumber yang hadir di acara ini, saya melakukan jelajah TKP sambil foto-foto xixi. Desain lokasi acara ini terlihat sangat rapi dan apik. Suasananya seperti berasa di dalam sebuah kafe perpustakaan. Ada setumpukan buku, taman buatan yang asri, gambar anak-anak yang antusias membaca buku, berjajar di gantungan beberapa kaos berwarna -warni, background foto yang berlatar lemari buku yang tampak terlihat asli 😍




Bahkan di plafon pun jika kita mendongakkan kepala terdapat buku-buku yang digantungkan sepanjang lokasi acara. Dan yang pasti desain background stage pun terbentuk dari buku yang seolah-olah dibuka. Jempol deh, saya suka saya suka 👍 Oia di menara BCA ini dengan posisi gedung yang menjulang, saya bisa melihat hiruk pikuknya kota Jakarta yang terlihat nampak kecil. 


Dan setelah puas saya menjelajah dan berfoto kesana sini bersama rekan duet Feriyana. Dengan sebelumnya menikmati hidangan snack yang disiapkan secara rapi bagi kami para tamu undangan. Tidak berapa lama pun para narasumber hadir di lokasi acara. Kamera, HP , notes dan pulpun pun siap menjadi "alat perang" saya.


Tuh kan ternyata benar dugaan saya, kalau ini bukanlah acara kecil yang main - main dan santai apa adanya. No karena acara ini menghadirkan 5 orang narasumber hebat yang berpotensi dan berkecimpung di dunia pendidikan dan ahli dalam membicarakan buku yang melihat dari kapasitasnya masing-masing, seperti :



  1. Bapak Muh. Syarif Bando yang menjabat sebagai Kepala Perpustakaan Nasional RI.
  2. Ibu Tjut Rifameutia Umar Ali yang menjabat sebagai Dekan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
  3. Bapak Dadang Sunendar selaku Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan & Kebudayaan RI.
  4. Ibu Lucia Ratih Kusumadewi yang menjabat sebagai Dosen Sosiologi Universitas Indonesia. 
  5. Duta baca sekaligus presenter kondang acara "Kick Andy" Bung Andy F Noya.
  6. Dan hadir secara istimewa bapak Jahja Setiaatmadja selaku Diretur BCA.
Kehadiran beliau-beliau ini disambut antusias oleh kami para undangan yang hadir. Dan ke 5 pembicara ini pun diberikan kesempatan satu persatu berbicara mengenai literasi yang erat kaitannya dengan buku. Dan ketika para narsumberpun berbicara satu persatu saya seperti mendapat pencerahan baru deh tentang uniknya buku yang diulik dari berbagai macam sudut pembicara ini. 

1. BAPAK MUH SYARIF 
Dan berikut sesi cerita dan share nya para narasumber yang kece-kece itu Duduk paling kiri dari saya, ada Bapak Muh Syarif yang bercerita tentang minat baca yang kurang padahal perpustakaan nasional ataupun perpustakaan daerah pasti tersedia di masing-masing wilayah. Namun disayangkan ketika fasilitasnya tersedia tapi para peminatnya masih kurang. (Tuh kan, disini banyak fasilitasnya, tapi kita lebih suka ngemall ketimbang mengajak anak ke perpustakaan 😟)

Belum lagi masih ditambah dengan pembagian buku yang belum merata antara daerah kota dengan daerah terpencil di Indonesia, salah satu kendalanya mungkin adalah kurangnya sarana transportasi untuk menjangkau daerah-daerah terpencil itu.

2. IBU TJUT RIFAMEUTIA UMAR ALI yang akrab disapa Ibu Mutia 
Sehari-harinya bekerja sebagai Dekan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Merupakan sosok wanita hebat di bidang psikologi, beliau banyak berbagi tentang bagaimana cara mengajarkan anak supaya suka membaca. 

Salah satunya adalah dengan memberikan contoh gemar membaca kepada anak. Dengan gemar membaca, maka anak akan menjadi peniru ulung atas apa yang dilihatnya (Deg, begitu mendengar ini saya langsung keingetan Gavino dan Jovano di rumah jadi kepengen langsung baca juga di depan mereka)

Apalagi umur 0-6 tahun merupakan pondasi utama dalam menanamkan kebiasaan yang. Dan berikut ini tips supaya anak gemar membaca :
  1. Sering-seringlah mengajak ananda pergi ke toko buku ataupun jalan-jalan ke perpustakaan untuk membaca.
  2. Anak akan mengikuti kegiatan orangtua untuk membaca, maka sebaiknya ortu perlu memperlihatkan gerakan membaca dengan memberinya contoh.
  3. Bacalah buku dari hal-hal yang paling menarik perhatian si kecil.
  4. Bacakan dongeng kepada anak sebelum tidur.
  5. Berikan buku yang gambarnya lebih besar ketimbang tulisan untuk menarik minat baca anak umur 3 tahun ke bawah.
Dan satu catetan lagi dari ibu Mutia, bahwa jika kita memiliki anak berusia remaja maka kita harus tahu anak kita bermain dengan siapa dan dalam kesehariannya apa saja yang dilakukan bersama teman-temannya. 

Wah, makasih banget ya bu Tipsnya gumam saya begitu saya mendengar ulasan beliau yang langsung bisa dipraktekkan nih untuk Gavino dan juga si kecil Jovano. Secara mereka suka banget didongengin sebagai pengantar tidur 😄.

3. BAPAK DADANG SUNENDAR
Sebagai perwakilan dari Kementrian Pendidikan & Kebudayaan. Disini bapak Dadang mengemukakan bahwa sudah setahun ini, Mendikbud mengadakan progam literasi sekolah yang bekerjasama dengan 514 kantor pendidikan & kebudayaan daerah di seluruh Indonesia. 

Dengan program literasi yang sudah dicanangkan bagi murid di sekolah, maka anak didik diwajibkan membaca terlebih dahulu selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai. Dengan gerakan ini sih di harapkan anak akan memiliki minat baca karena sudah dipupuk sedari dini.

Sejumlah 200.000 sekolah dibawah asuhan Dikbud dan 100.000 sekolah madrasah dibawah naungan Depag akan bersama mewujudkan program ini. Selain itu Dikbud juga bekerjasama lho dengan banyak komunitas terkait untuk mendukung gerakan literasi. Memasyarakatkan buku supaya digemari di masyarakat. Sehingga budaya membaca akan tumbuh dengan cepat.


So..program ini tidak serta merta hanya PR Dikbud dong ya, kita juga harus support pastinya 😉.


4. IBU LUCIA RATIH KUSUMADEWI
Beliau adalah pakar sosiologi, duh jadi ingat pelajaran sosiologi ketika duduk di bangku IPS jaman SMA hehe. Dan beliau menyampaikan beberapa hal yang menjadi fenomena di Indonesia saat ini. Cukup mengejutkan sih bagi saya seperti :
  1. Masyarakat Indonesia lebih bersifat komunal (lebih senang melakukan sesuatu secara bersama-sama) sehingga hal ini mempengaruhi berkurangnya minat baca di negara kita.
  2. Budaya literasi memang sangat kurang di negara kita
  3. Ada yang harus diperbaiki dalam pola pembelajaran selama ini, karena kita hanya menganut satu sistem pembelajaran saja. Yaitu guru memberikan pengetahuan pada murid. Nah solusinya, anak harus lebih kreatif dalam membaca untuk menambah pengetahuan dong, supaya anak makin aktif dan bisa berprestasi 😀 Ok noted ya Bu xixi
  4. Adanya budaya saat ini yang memaksa kita menerima sesuatu secara instan, dan membutuhkan effort untuk membaca saat ini kita dikepung ke dalam jaman digital
Wokey, ilmu lagi nih setelah mendengarkan 4 narasumber diatas. Pikiran dan pemahaman saya jadi lebih berasa di upgrade lho tentang keberadaan literasi yang sangat erat kaitannya dengan buku yang merupakan jendela dunia.

Dan next saatnya mendengarkan narasumber yang pastinya tidak asing lagi di benak kita. Siapa dia? Beliau adalah duta baca sekaligus presenter diam tapi kocaknya "Kick Andy" yang tayang di salah satu stasiun tv swasta.

5. BUNG ANDY F NOYA
Di acara ini beliau nampak senang dan antusias. Mengingat acara ini adalah acara yang bersinggungan langsung dengan passion nya dalam membaca. Andy F Noya juga Sedikit berbagi kisah bagaimana awalnya beliau bisa diangkat menjadi duta baca, dikarenakan kecintaannya terhadap buku yang luar biasa sedari kecil.

Mulai dari nilai mengarangnya ketika masih SD dalam bahasa indonesia yang selalu diatas rata-rata. (Sampai disini ketika beliau menceritakan perjuangan ibunya yang berlangganan koran dalam kondisi ekonomi yang buruk, beliau sempat meneteskan air mata sehingga suasanapun menjadi hening dan kami pun ikut larut terbawa suasana 😢).  

Kemudian sempat berpindah ikut ayahnya di Papua, dan mulai kehilangan kesempatan membaca karena daerahnya yang sangat terpencil dan jauh dari kota tempat membeli buku.

Kemudian setelah dewasa diajak tinggal di gang sempit bersama kakaknya yang bekerja di Jakarta. Tapi kesempatan itu tidak disia-siakannya, tidak kehilangan akal, beliau pun mencatat atas ilmu yang didapatnya dari buku-buku yang tersedia di perpustakaan umum Soemantri Brodjonegoro. 


Sehingga pelan-pelan prestasinya pun mulai terlihat hingga akhirnya berhasil mendapatkan job sebagai presenter acara Talk Show "Kick Andy" juga bukanlah perkara yang mudah. Proses demi proses beliau jalani dan akhirnya kementrian pendidikan dan kebudayaan pun mengangkatnya menjadi Duta Baca untuk Indonesia 😍. Dengan menjadi duta baca, Andy F Noya pun banyak memiliki pengalaman menyedihkan ketika berkunjung ke daerah-daerah. 

Beliau menyaksikan ada banyak perpustakaan atau sekolah  hanya memiliki beberapa buku saja dan pastinya tidak berimbang jumlahnya dengan jumlah muridnya. Dan ada beberapa orang berkebutuhan khusus yang mengeluhkan mahalnya buku yang ditulis menggunakan huruf braile hikshiks. 


Dan selesai sudah mendengarkan para narasumber yang bagi saya adalah semuanya hebat, keren dan sharing hal yang positif atas buku dan budaya baca di Indonesia. Dan diakhir acara saatnya memberikan penghargaan dari BCA untuk 5 narasumber dan satu orang moderator yang telah mensupport jalannya acara ini. 


Eits, tapi acara siang itu tidak hanya sampai disini ya. Karena masih dilanjutkan oleh Direktur Bank BCA bapak Jahja Setiaatmadja, yang diberikan kesempatan untuk membuka secara seremonial program baru yang diluncurkan oleh bank BCA yaitu gerakan berbagi BUKU UNTUK INDONESIA. 

Bapak Jahja sendiri, berpendapat bahwa forum Kafe BCA V ini akan mampu menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kolaborasi berbagai pihak untuk menumbuhkan budaya gemar membaca di Indonesia. 

TENTANG GERAKAN BUKU UNTUK INDONESIA 


Menurut Bapak Jahja selaku Direktur Bank BCA mengatakan  "Gerakan berbagi ini bertujuan untuk memberikan dan memperluas akses masyarakat terhadap buku dan bank BCA mengajak masyarakat untuk menjadi bagian di dalamnya, sehingga anak-anak Indonesia akan mendapatkan akses buku sebagai sarana penunjang belajar mereka".


Oia nantinya dana yang terkumpul melalui gerakan berbagi buku untuk Indonesia akan di konversi menjadi buku dan disalurkan kebeberapa daerah di Indonesia. Dan setelahnya kita akan mendapatkan kaos kebaikan lho sebagai tanda bentuk apresiasi BCA yang dipersembahkan untuk kita yang ikut berpartisipasi dalam gerakan ini.

Caranya bagaimana Feb? gampang kog, yaitu dengan menjadi bagian dari gerakan ini dengan mengklik www.bukuuntukindonesia.bca.co.id nah disini kita bisa memilih paket donasi yang sudah tersedia lho. 

Mulai dari Rp 100.000 - Rp 350.000 trus disitu kita akan dialihkan ke situs Blibli.com yang sudah diajak bekerjasama untuk menunjang gerakan ini. Mudah saja kog cara donasinya, semudah kita berbelanja di online mall ini xixi. 





Karena nantinya kaos kebaikan akan dikirimkan oleh blibli.com ke alamat rumah kita. Ada 3 macam warna kaos kebaikan yang bisa kita pilih warna biru dan merah yang berbahan dri-fit yang bisa kita pakai ketika olahraga atau melakukan kegiatan outdoor dan warna putih dengan berbahan katun untuk aktivitas kita sehari-hari. Saya juga kebagian satu lho kaosnya, keren deh 😍.

Taraaa sudah paham kan sekarang ya, jadi dengan gerakan berbagi buku untuk Indonesia ini diharapkan bisa menginspirasi masyarakat untuk berbagi dan peduli pada anak-anak di daerah. Yukk ah sama-sama kita sukseskan gerakan ini yang sangat positif bareng BCA. 

Iyalah ya, kalau bukan kita siapa lagi sih yang akan peduli pada pendidikan anak bangsa yang sangat bergantung pada buku yang merupakan jendela dunia ini 😀 jangan sampai harapan dan cita-cita mereka terkendala oleh akses ketersediaan buku yang tidak memadai  seperti kondisi saat ini. 

Cek ATM ah, kebetulan saya juga menjadi nasabah setia BCA xixi, dan kenapa saya pilih BCA? pastilah sudah pada paham sama jawabannya. ATM BCA itu banyak dan tersebar dimana-mana dengan total jumlah 17.207. 

Bahkan perjalanan mudik dari Tangerang ke Malang pun tidak perlu membawa banyak uang dalam bentuk cash, karena saya tidak perlu khawatir disebabkan sepanjang perjalanan pasti akan banyak ATM BCA yang berjejer dan bisa digunakan 24 jam. 

Selain itu, kantor cabangnya juga banyak lho. Terus masih ditambah dengan adanya mesin EDC yang memudahkan saya bertransaksi ketika berbelanja dan juga internet banking nya ituloh membantu banget. Dan saya tetap bisa melakukan transaksi keuangan dimanapun saya berada dengan cara mudah tinggal klak klik dari HP saja asalkan jangan sampai lupa membawa token mungil dengan warna khas birunya ya 😀.










































Komentar

Tira Soekardi mengatakan…
acara yang keren banget
Rach Alida Bahaweres mengatakan…
Semoga budaya membaca di Indonesia semakin bertambah ya :)
Febrianty mengatakan…
Iya betul mbak aamiin
Anisa AE mengatakan…
Acaranya bikin mupeng .... Dulu saya bikin tabungan BCA gara-gara baca acara-acara keren macam ini. Tapi emang manfaatnya gedhe banget.
Febrianty mengatakan…
iya bener bun xixi
Febrianty mengatakan…
Bener banget mbak xixi, wah sesama nasabah BCA dong ya xixi
Leha Barqa mengatakan…
Acaranya Bagus bgt mbak, aku juga nasabah BCA tp blm pernah ikut acara dr BCA
Febrianty mengatakan…
iya mbak, acaranya inspiratif sekali. Semoga next bisa berkesempatan ya
Feriyana Sari mengatakan…
Yuuk aaah,,,mari kita baca buku. Tapi emang rasa malas masih berkuasa yaa...
Nita Lana Faera mengatakan…
Mantam ya programnya untuk kemajuan pendidikan anak Indonesia. Yeps, untuk urusan perduitan keluar masuk ATM-nya udah makin banyak.
Febrianty mengatakan…
haha iya bener, malas harus disingkirkan dari kebiasaan yang baik xixi
Febrianty mengatakan…
Iye bener mbak, program yang harus kita dukung. Ahayyy senangnya aamiin YRA,
Yayat mengatakan…
bang andy noya.. udah lama kagum sama dia.. dulu sering nonton dia secara langsung di metrotipi.. rekaman kick andy.. sekarang gak pernah lagi karena sibuk hihi.. BCA emang punya kepedulian tinggi ya
Febrianty mengatakan…
hehe iya mbak program kece dari BCA ini layak disupport ya, Bang Andy nya juga ilmunya top banget
Ade UFi mengatakan…
Tetep yaaa... endingnya foto selfie jeng febry.. hahaha
Mirwan Choky mengatakan…
Semoga para pembaca di Indonesia semakin bertambah.
Febrianty mengatakan…
hahaha iya mbak, akhirnya jadi ketagihan menjadikannya ciri khas wkwk
Febrianty mengatakan…
Aamiin dan jadi suka baca ya
Astin Astanti mengatakan…
ATM BCA juga menjadi ATM utama untuk aku, Mbak. Yaah bisalah ya beli buku di toko pakai ATM BCA. Seru banget acaranya ada bung Andy pulaa..aaa kereen.
Febrianty mengatakan…
Wah toss kita samaan sesama nasabah BCA wkwk. Hooh seru banget sampai 3x narsis bareng beliau wkwk
CatatanRia mengatakan…
bagus banget donasi untuk buku :)
aku sudah enggak ingat kapan terakhir baca buku untuk diri sendiri, paling baca buku untuk Iyas aja walau gak pernah didengerin sama anaknya :(
Febrianty mengatakan…
Hahha,gpp mbak yg penting dibacakan buku hehe nanti juga denger sendiri kog pasti