Lelahnya Jiwa Mendekatlah padaNya, Cerita Pengalaman Seputar Character Building Training



Assalamualaikum ^_^

Seiring berjalannya waktu, dengan kesibukan kita sebagai umat manusia terkadang pasti akan ada rasa jenuh, bosan atau malas ketika akan menjalani suatu aktivitas yang sudah kita jalani setiap harinya. Hal ini adalah wajar sebagai manusia yang masih dalam kondisi normal. Dan suatu kebosanan dalam hidup itu, merupakan pertanda bahwa tubuh dan jiwa ini sedang lelah dan memerlukan suatu energi baru, suatu pencerahan dalam hidup dan suatu pembaharuan untuk semangat baru menjalani hidup ini.


Nah..kalau sudah begini, apalagi yang bisa kita cari selain berusaha memperbaiki diri lagi menjadi lebih baik, menjadi lebih bermanfaat, menjadi lebih berkualitas lagi di dalam hidup ya kan? Pastilah tidak ada cara lain selain kita belajar mengesampingkan suatu masalah dengan cara mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tuhan yang telah menciptakan manusia dengan kesempurnaannya.


Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki diri mulai dengan cara yang sederhana sampai cara yang luar biasa. Sederhana seperti : mengikuti majelis ilmu, mendengarkan ceramah keagamaan, berkumpul dengan teman-teman yang selalu mengingatkan kita kepada Allah ataupun dengan cara membaca buku.

Sedangkan cara luar biasa dalam memperbaiki diri bagi saya adalah, seperti mengikuti pembentukan character building training, dengan cara ini. Bagi saya adalah suatu kegiatan nyata yang hasilnya bisa langsung saya rasakan, menyentuh hati dan jiwa ini, membersihkan semua penyakit hati dan jiwa supaya batin kita terasa longgar dan plong. Sehingga bisa menjalani aktivitas kembali.

Kalau boleh diibaratkan nih.. jiwa dan lelahnya tubuh ini. Sama seperti gadget yang setiap hari kita pakai. Setiap saat kita butuhkan keberadaannya, entah untuk mencari informasi di google, mendengarkan lagu atau bahkan saat kita me time walaupun cuma sekedar melihat beranda-beranda di akun sosmed yang kita miliki. Nah ketika baterainya habis atau sudah dititik low maka peringatan buat kita untuk segera mencharge nya kembali.

Sama dengan tubuh dan jiwa kita sebagai manusia, sudah pasti akan mengalami rasa kejenuhan jiwa dan kebosanan dalam rutinitas hidup sehari-hari.Rasa inilah yang membuat saya tergerak untuk mencari solusi atas jiwa saya saat itu. Saya pikir suatu hal yang wajar pastinya akan menimpa pada pribadi setiap orang. Karena saya yakin setiap orang pasti akan memiliki kejenuhan dalam hidup dan juga memiliki masalah yang mengusik ketenangan jiwanya. Yang pastinya akan butuh pencerahan kembali. Dan salah satu cara mengecharge kembali jiwa ini adalah dengan mengikuti kegiatan training character building. 

www.tulisanfebri.com
Buku panduan yang dibagikan kepada peserta
Nah, akhirnya pilihan saya jatuh pada SMPS (Smart Mind & Powersoul) sebagai alternatif jalan keluar bagi masalah kejenuhan jiwa yang  saya hadapi saat ini.  Atas recommended dari sahabat lama ketika masih jaman berseragam putih abu-abu. Yang juga kebetulan tinggal di daerah Tebet Jakarta, dan sudah pernah mengikuti training ini sebelumnya. Akhirnya daripada mencari yang belum pasti hasilnya, lebih baik saya memilih SMPS saja yang sudah jelas keberadaan dan testimoni-testimoni dari peserta sebelumnya.

Oia bagi yang belum tahu SMPS? kenalan yuk, biar enak baca tulisan berikutnya? SMPS awalnya berdiri dan terbentuk dari suatu komunitas pengajian muslimah dengan mentornya Ibu Reni yang sebelumnya sudah lama menjadi trainer dan pengisi di berbagai acara parenting di berbagai tempat. Nah, lama-kelamaan dirasakan perlunya suatu wadah untuk saling sharing  dengan metode yang tepat sehingga dapat mengatasi dan menyelesaikan suatu permasalahan jiwa yang sedang dihadapi oleh para peserta masing-masing yang berbeda satu sama lain tentunya. Dengan tujuannya supaya masing-masing peserta menemukan kembali kebahagiaan jiwa yang sesengguhnya sebagai manusia yang menjadi khalifah di dunia ini.

Hal ini tentu disikapi secara serius oleh tim bu Reni. Akhirnya mulai Januari tahun ini, dilaksanakanlah training SMPS untuk pertama kalinya ini. Namun walaupun masih baru, SMPS telah menghasilkan alumni sekitar 200an peserta lho ^_^ Angkat topi deh buat SMPS.

Kegiatan training ini, berlangsung selama 2 hari. Bertempat di hotel Sofyan Inn Tebet jakarta Selatan. Usut punya usut ternyata hotel ini sudah dijadikan langganan lho sama SMPS. Start acara ini dimulai dari pagi hari pukul 09 sampai dengan pukul 18.00 (wow kog lama?) iyalah..wajar karena materi yang disampaikannya banyak. Eits tapi jangan pesimis bete duluan ya, sama training ini. Tenang aja, dijamin ga akan bosen kog walaupun seharian gitu. Karena materi yang disampaikan kena banget dan mudah diterima dengan akal sehat dan jiwa nurani ^_^

Saya masih ingat ketika pertama melihat persyaratan peserta training ini adalah, 2 hal penting yaitu : yang pertama adalah kesanggupan dan keduntuk mengikuti dari awal sampai akhir. Pelaksanaan training dilakukan pada hari weekend. Dan kita wajib mengikuti dari awal pagi hari sampai akhir menjelang malam.

Akhirnya saya pun menerima syarat wajib itu, mengingat saya sedang butuh pencerahan Qolbu hehe, mau ga mau ya ambil saja persyaratan wajibnya itu. Toh saya pikir tidak setiap bisa sewaktu-waktu saya bisa mengikuti acara yang menarik jiwa tersebut.

Tapi menurut saya ada baiknya juga sih training ini dilaksanakan 2 hari full dari pagi-sore, hal ini saya anggap wajar setelah saya selesai mengikuti kegiatan training tersebut. After training rampung, barulah saya bisa mengerti kenapa durasi untuk ikut kegiatan training ini bisa lama dan harus 2 hari. Kurang malah bagi saya, hehe soalnya masih berasa banget tenang dan damainya jiwa ini saat mengikuti kegiatan asyik tersebut.


www.tulisanfebri.com
Banner SMPS yang tetap bisa dijadikan bahan pose diri
HARI PERTAMA 

Yap..lanjut. The First day, peserta berdatangan dari seputar Jabodetabek. Wah jauh-jauh ternyata. tidak hanya saya saja yang tinggal di Tangerang. Ada yang dari Bogor, Ciputat, dan seputaran Jakarta. Mereka terlihat antusias dan semangat menjalani training yang terlihat masih sama-sama perdana ini.

Peserta datang dari berbagai macam kalangan. Ada yang berlatar belakang pengusaha, karyawan swasta, pegawai, ibu rumah tangga, mahasiswa bahkan ada yang bertalar belakang pelajar SMU bahkan ibu rumah tangga turut menyemarakkan kegiatan yang terletak di salah satu ruangan meeting room di sudut Sofyan Inn Tebet Jakarta itu. 

Usut punya usut setelah saya berkenalan dengan para peserta di sela-sela waktu snack time atau lunch dan ishoma (ada waktu break yang diberikan kepada peserta, makanya jangan galau duluan ya mendengar waktu acara pagi sampai menjelang malam ^_^.  Ternyata sebagian dari mereka, ada yang menarik yaitu ada 2 pasang ibu dan anak gadisnya, dan juga ada yang berstatus suami istri yang saling bersemangat memperbaiki diri di acara yang memang pas disebut sebagai bengkel hati itu hehe.

Sesi pertama pun dimulai, agak terlambat sedikit sih saya datangnya. Walhasih saya mendapat tempat duduknya malah nomer 2 dari ujung depan hehe (tapi menguntungkan malah bagi saya....dasar blogger, naluri saya berkata, kalau harus nulis acara yang keren ini untuk berbagi kepada semua orang xixixixi jadilah saya putuskan mengabadikan setiap moment disini). Well balik lagi, dan masih pagi masih di hari pertama juga saya sudah merasakan ketenangan batin yang sudah berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Ketenangan batin setelah mendengarkan narasumber yang smart dan lincah dalam menyampaikan isi materinya. Namanya Ibu Reni Murni, CMHA, CBA, CHt, C.NLP.C (Wuiiihhh panjang amat ya -tutup mata aja deh)


Kemudian ada sesi dimana kita para peserta akan diminta menyaksikan video tentang proses penciptaan manusia, disini pelan tapi pasti saya meneteskan air mata pertama kali untuk acara ini. Dengan lampunya yang sengaja dimatikan supaya video terlihat jelas. Sembari melihat video ini, bu Reni mengulasnya pelan dengan bahasa trainernya yang menyentuh. Tidak hanya saya saja, yang mulai leleh. Para peserta wanita yang lain ikut terbawa suasana haru mengingat perjuangan ibu nya masing-masing ketika hamil, melahirkan dan membesarkan pastinya.


Setelah menyaksikan video, kita kita dijelaskan juga tentang isi maksud kandungan video itu, kemudian kita dipersilahkan break sebentar selama 15 menit untuk ijin ke toilet ataupun menikmati snack time yang dipersiapkan oleh tim SMPS. Camilan dan kue nya enak :) (hemm jadi nelen ludah).

Selesai snack time kita dipersilahkan untuk mengikuti serangkain acara hari itu sebelum akhirnya jam 12.15 ishoma dengan durasi waktu satu jam. Banyak hal yang saya pelajari di hari pertama ini. Bagaimana kita berproses untuk memaafkan, bagaimana kita bahagia dengan jalan hidup yang sesungguhnya, bukan cuma bahagia berdasarkan materi dan bunga kehidupan lainnya, bagaimana menjadi orang tua yang baik dan menjadi anak yang baik untuk orang tuanya.
www.tulisanfebri.com
Menu Yummy dalam acara hebat ini
Diperlihatkan juga slide yang menunjukkan bagaimana Hasan Al Bana sebagai tokoh besar islam mengajarkan anaknya dengan penuh kasih sayang dan kehalusan tutur kata (duhhh saya jadi baper deh, ingat sama 2 jagoan di rumah, inget kalo lagi sebel atau capek suka ngomel-ngomelin mereka hukhuk) Disinilah perlunya orangtua harus pinter mencari ilmu dan bekal mendididik untuk anaknya. Kita juga diajarkan perlunya memeluk anak dan bagaimana memeluk anak dengan hati dan kasih sayang yang sesungguhnya.

Sampai akhir acara, di sore hari menjelang magrib, kita para peserta diberikan beberapa lembar kertas HVS lalu diberi waktu sekitar 10-15 menit untuk menulis surat yang ditujukan kepada orang yang kita sayangi. Suratnya bisa ditujukan untuk suami / istri, bisa kepada anak / orangtua / saudara / sahabat / teman / Asisten di rumah atau kepada siapa saja yang kita merasa perlu memberikannya. Setelah membuat surat, maka peserta menuliskan nama pengirim dan nama yang dituju di amplop yang juga telah dipersiapkan oleh panitia SMPS.
www.tulisanfebri.com
Semua peserta diwajibkan menulis surat cinta untuk orang terkasih
Disini kami peserta menulis surat dengan haru, karena baru saja menyaksikan penayangan dari slide sembari lampunya digelapkan, yang berisi tentang bagaimanakah sikap yang bisa kita berikan untuk orangtua atau anak kita yang seharusnya. Jadi masih dalam suasana haru, kami semua sambil disertai derasan tetesan air mata menulis semua itu dengan cinta dan rasa yang tulus dari dalam jiwa.

Karena saya teringat dengan suami dan anak, alhasil waktu sekitar 15 menit an itu saya manfaatkan dengan baik untuk menulis surat dengan penuh penghayatan sesungguhnya dari dalam hati. Karena hari sudah menjelang malam, dan adzan magrib pun sudah berkumandang. Maka para peserta dipersilahkan pulang untuk kembali keesokan harinya dengan syarat harus memberikan surat cinta tresebut kepada panitia SMPS dan tidak diperkenankan untuk dibawa pulang terlebih dahulu.

HARI KEDUA

Well di hari kedua ini, perasaan saya lebih tenang dan lega dari sebelumnya. Konsep bahagia dalam hidup telah saya dapatkan di pelatihan sehari kemaren. Dan saya terlambat lagi (huft...kebiasaan deh Feb) Duduk di kursi paling ujung. Kalau kemaren kursinya di sebelah kanan, kali ini saya bisa mendapatkan gambar dari sisi kiri. Lagi-lagi kamera dan perekam suaranya tidak lupa saya siapkan.

Begitu masuk, masing-masing peserta ditanya satu persatu tingkat kebahagiaanya berdasarkan patokan angka 0-10.  Saya kemaren pertama bergabung berada di angka 7 dan sekarang di awal pagi hari kedua sudah turun beban jiwanya menjadi 4 (lebih entengan sedikit hehe). Siang setelah mendapatkan pencerahan lagi beban jiwa saya menjadi 0 dan ketika akan pulang di sore menjelang magri beban jiwa saya sudah minus 4 yeayyyyy, walaupun peserta yang lain sudah minus 5 , 7 bahkan 10 (wow).

Di hari kedua ini kami diperlihatkan video tentang pembuktian kekuatan jiwa yang bahagia dengan praktek nyata nasi yang dimasukkan ke dalam 2 toples kecil. Toples satu ditempel dengan kertas yang bertuliskan HATE sementara toples kecil lainnya dituliskan kertas yang bertulis LOVE. Dan didiamkan beberapa hari, kemudian nasi yang bertuliskan HATE menghasilkan nasi yang terlihat sekali basi, busuk, bau dan berair juga berubah warna. Sementara nasi yang bertuliskan LOVE menghasilkan tampilan nasi yang walaupun basi namun tidak terlihat jorok banget dan tidak begitu buruk seperti toples yang bertuliskan HATE. Nah loooo (tanpa saya jelaskan pasti kalian sudah paham maksudnya hehe)

Penayangan video yang menjadi inspirasi dengan adanya bukti nyata
Masih di hari terakhir pelatihan, diajarkanlah cara sukses menjalani hidup ini, sukses tidak hanya selama hidup di dunia tapi sukses juga di akherat. Sukses menjadi seorang manusia yang bertaqwa dengan kebahagiaan di dunia dan di akherat seperti contoh yang telah diajarkan oleh Rosullulloh SAW. Sukses menjalani hidup bersama Al Quran yang telah diturunkan untuk menjadi pedoman dan tuntutan hidup manusia. Di hari akhir ini kami diminta menuliskan komitmen terhadap al-quran dimana setelah acara ini  diharapkan akan mampu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita sebagai seorang muslim.

Di sesi ini, kami peserta juga menangis setelah melihat dan mendengarkan ibu Reni sang trainer berbicara tentang perjuangan dan pengorbanan para sahabat nabi Muhammad yang telah luar biasa mengorbankan harta, jiwa dan raganya untuk jalan Allah. Apalah saya, yang belum bisa memberikan apa-apa buat agama Islam yang saya cintai ini huhuhuhuhu.

Lalu di sesi terakhir setelah ishoma kita diminta satu persatu untuk melegakan hati, mengikuti panggilan jiwa supaya bisa memaafkan orang-orang yang telah dengan sengaja ataupun tidak sengaja menyakiti hati kita. Dengan memberikan maaf yang tulus dan ikhlas supaya hati dan jiwa kita tenang dan dipenuhi dengan rasa plong tanpa ada ganjalan di dalamnya. Peserta yang memiliki beban jiwa yang berat ditanya satu persatu untuk mau memaafkan orang-orang yang telah menyakiti.

Ada satu kasus menarik disini, dimana salah satu peserta wanita, usianya sekitar 25 tahunan itu sedari kecil sudah ditinggalkan oleh ibunya entah untuk alasan apa, dia dititipkan dan dibesarkan oleh neneknya. Sampai ibunya sudah meninggal pun, dia masih belum juga bisa memaafkan dan merasa sakit hati karena selama hidupnya ditelantarkan oleh orangtuanya. Sampai akhirnya, setelah pelatihan ini dia merasakan jiwanya lega dan plong untuk memaafkan dan berjanji akan selalu mendoakan untuk ibunya yang sudah almarhumah. Pecah tangis saya pastinya, karena dia berada persis di sebelah saya ketika mengungkapkan isi hatinya di depan forum.

Di hari terakhir ini kami para peserta, diberikan waktu sekitar 10 menit an untuk berinteraksi dengan partner di samping kita. Dimana kita diminta bu Reni untuk saling  bertanya apa yang membuat doa dan harapan kita.  Aturannya adalah setiap dari kita boleh mendoakan partner kita dengan pelukan, pegangan tangan, menggenggam tangan atau apa saja yang membuat kita nyaman selama saling mendokan.

Dan waktupun dimulai 5 menit pertama untuk saya mendoakan peserta sebelah saya, dan 5 menit kedua  untuk dia mendoakan saya. Yang pasti doanya sesuai dengan request yang sudah kita ajukan sebelumnya dong. Ruangan pun digelapkan, dan dimulai untuk berdoa. Sambil kami saling menempelkan kepala, partner sebelah saya menguraikan air mata mendoakan saya dan keluarga sesuai dengan request saya sebelumnya. Dan 5 menit kemudian, waktunya saya bergantian mendoakan dia dengan request yang dia mau. Suasana harupun kembali terjadi disini, kami tidak kuasa menahan air mata. Teringat tumpukan dosa dan kesalahan yang menggelayut selama ini. Maka berpelukanlah kita satu sama lain, dan sambil berpegangan erat.


Suasana yang penuh haru huhuhu
Tidak hanya saya saja, karena saat itu semua peserta baik pria maupun wanita sama-sama trenyuh, terharu dan terbawa suasana. Kami saling menangis dan meluapkan perasaan-perasaan dalam jiwa ini. Ditambah suasana ruangan yang gelap dan alunan merdu sholawat nabi sayup-sayup terdengar lirih. Suara bu Reni sebagai trainer menegaskan bahwa kita harus medoakan orang lain dengan ikhlas dan tulus. Supaya kita juga bisa mendapatkan doa yang tulus dari dalam hati juga.  Saya yakin, siapapun yang menjadi peserta saat itu pasti akan mewek sama seperti yang kami rasakan huhuhuhuhuhuhu.

Hampir berakhir pelatihan ini, kita semua peserta diminta berdiri, dan saling bergandengan tangan dengan rekan di sebelahnya (sesama muhrim pastinya). Kita ikut menyanyikan lagu dari D Masiv yang berjudul jangan menyerah, bersama-sama teman seangkatan dalam pelatihan tersebut. Hemmm nyanyi sambil berdiri, bergandengan tangan dan menangis bahagia dan dengan perasaan terharu dan lega pastinya.

Tak lupa sebelum acara usai, kami diminta saling bersalaman dan berpamitan satu sama lain. Berpelukan untuk minta maaf dan saling mendoakan kebaikan untuk para peserta lain. Ada kisah mengharukan juga, ketika pasangan peserta anak dan ibu diminta untuk mengucapkan sepatah 2 patah kata untuk ibu ke anaknya sebaliknya juga begitu. Ibu mendoakan anaknya, pecahlah tangis mereka dan suasana hening di ruangan. Saya saja membayangkan bagaimana jika saat itu saya memeluk ibu saya dan meminta maaf pada  beliau huhuhu. Dan ketika pasangan peserta suami istri, diminta untuk saling meminta maaf dan memaafkan, sempat membuat suasana menjadi hening dan terbawa perasaan.

Sesi terakhir, saatnya pembagian sertifikat kelulusan peserta. Sertifikat yang semoga saja tidak hanya sekedar kertas tetapi sertifikat yang nantinya akan menjadi saksi bahwa kita sudah pernah belajar menjadi hamba yang lebih baik lagi, dalam mengarungi hidup ini ke depannya. Dengan jiwa dan semangat yang lebih baik lagi dari sebelum mengikuti kegiatan training SMPS ini.
www.tulisanfebri.com
Selamat, sudah menjadi alumni SMPS, semoga menjadi pribadi yang lebih baik lagi
BAHAGIA... itulah satu kata yang saya rasakan waktu itu, tidak ada lagi perasaan jiwa ini selain bangga bisa bertemu bu Reni dan tim SMPS yang sudah banyak membantu, membuka kebahagiaan dengan perasaan baru saat ini. Dan bahagia bisa bertemu banyak teman-teman baru yang telah berbagi bersama dalam tangis dan tawa selama 2 hari itu. Acara yang berkesan untuk hidup dan jiwa saya pastinya. Acara yang akan sulit untuk saya lupakan dalam perjalanan perbaikan diri ini.

Terimakasih bu Reni, terimakasih tim SMPS dan terimakasih buat semua teman-teman peserta training character building ini. Semoga banyak hikmah yang bisa membuat kita menjadi seorang hamba Allah yang lebih baik lagi, menjadi seorang yang lebih mudah memaafkan, lebih sabar, tidak mudah meluapkan emosi dan juga tidak menyimpan dendam pada orang lain, tetap berpikir baik dan benar sesuai dengan tuntunan Al-quran sebagai pedoman hidup umat islam.
Saya ketika berada di samping bu Reni sang Trainer 
Buat teman-teman yang ingin merasakan sensasi pergulatan batin dan jiwa seperti yang saya rasakan saat itu, silahkan menghubungi tim SMPS ya dengan alamatnya di jalan Tebet Barat Dalam VI no 8 Jakarta dengan nomor telpon / WA mbak Ninda di 0857 8055 0000. Insyaalah akan diarahkan dan dibantu dengan keramahan dan senyum tulus oleh tim SMPS yang solid dan sudah berpengalaman.

Salam dan semangat berkobar ya seperti gaung yang saya dengar selama acara keren ini. Semoga tetap  bahagia  dan menyenangkan ya dalam menjalani hidup ini sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan Sunnah. Sekarang hidup saya menjadi lebih tenang dan lebih bisa bersyukur dalam keadaan suka atau duka. Mulai bisa mengontrol dan menahan diri walaupun terkadang masih suka kelepasan ahahaha. Overall, lumayan bisa mencuci jiwa dan hati dengan mengikuti training ini. Training character building yang saya ikuti untuk pertama kali dalam sejarah hidup ini (ups..jujur amat ya)

Karena kepuasan, atas keikutsertaan diri pada acara ini, maka terpikirkanlah bagi saya untuk menuliskan cerita ini. Supaya teman-teman di luar sana bisa meresakan kebahagian seperti yang saya rasakan. Terimakasih sudah berkenan membaca tulisan saya ini, semoga bermanfaat ya. Yang memiliki pengalaman serupa boleh kog, untuk kita saling berbagi cerita. Silahkan tinggalkan jejak di kolom komentar terimakasih ^_^.


Wassalamualaikum wr.wb









Komentar

Winda Carmelita mengatakan…
Akhir2 ini daku jg mengalami kegersangan rohani Mbak. Jadi kangen zaman sekolah dulu, setiap 6 bulan sekali ada semacam retret rohani wajib. Sekarang jd benar2 mengerti perlunya batin disirami secara rutin ya..Salam kenal Mbak, semangat!
Waya Komala mengatakan…
salam kenal mbak. Baca ini jadi pengen ikutan juga deh. Sering banget nggak bisa sabar.. :D
nitalanaf mengatakan…
Saya juga seringkali susah memaafkan orang2 yg udah melukai hati. Emang bagus sih training2 kayak gini.
Tira Soekardi mengatakan…
memang seru ya kalau ikutan training begitu rasanay happy
Feriyana Sari mengatakan…
Seru tuh kayaknya mb feb...
Novya Ekawati mengatakan…
Bagus mbak pengalaman trainingnya...hanya ada di jakarta aja ya mbak?
Febrianty mengatakan…
Hehe salam kenal balik mbak, salam satu jiwa ya hehe. Memang kalo sudah gini, yang dikangenin masa-masa sekolah huhu
Febrianty mengatakan…
Salam kenal balik mb Waya Komala, ga asing deh sama namanya hehe. Hooh mbak, kalo udah ikutan ini bisa agak ngerem marahnya hehe
Febrianty mengatakan…
Kalo udah ikutan bisa bikin lupa lainnya hehe. Semangat memafkan orang lain mbak ^-^
Febrianty mengatakan…
Iya mbak, hehe ada perasaan lega dan bahagia setelahnya
echaimutenan mengatakan…
aku dulu terakhir ikutan semacam gini pas esq :")
skrg dah g pernah huhuhu secara ibu rt huhu
Febrianty mengatakan…
Iyap mbak hehe seru ada ketawanya, banyak juga nangisnya huhuhu
Febrianty mengatakan…
Hehe sementara ini iya mbk, cuma di Jakarta. Btw kog blognya g ada postingan punya mbak Nov, saya jdi ga bisa mampir juga nih hehe
Febrianty mengatakan…
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.